Nino masih belum siap bicara hingga malam hari papa pulang dari sholat berjamaah isya mendapati cerita dari jamaah masjid bahwa anaknya kena marah akibat insiden petasan.
Petasan masuk ke masjid dan mengagetkan seisi masjid saat khutbah sempat hampir membuat papanya meledak pada Nino seperti petasan.
Hal itu diurungkannya, sebab ia ingin mendengar dari sudut pandang anaknya yang merupakan anak baik di matanya. Nino bahkan hampir tidak pernah bermain petasan meskipun saat musim petasan, seperti Ramadhan.
Baca Juga: Cerpen Kisah Cinta: Melodi Cinta di Bawah Pohon Kampus
Malam itu papanya mengajak Nino bercerita. Sebagai seorang anak baik yang disayang orang tuanya, Nino tidak mencurigai hal tersebut.
Sampai di mana cerita bermuara pada cerita yang didengar papanya dari jamaah masjid, Nino menatap mata sang papa yang terlihat meminta penjelasan dengan ketegasan di dalamnya.
Nino merunut satu demi satu kisah meyakinkan kepada ayahnya bahwa ia anak baik dan tidak akan melakukan itu.
Disayang orang tuanya sudah lebih dari cukup perhatian yang ada bagi Nino, selebihnya selalu perbuatan baik yang ia lakukan.
Papanya memahami situasi apa yang dihadapi anak baik itu tadi siang, ia akhirnya menasihati supaya Nino lebih memilih siapa yang harus dibaginya dan untuk apa dibagi, tidak hanya memberi tanpa memikirkan untuk hal baik atau bukan.
Nino mengangguk akan nasihat papanya dan mulai menilai banyak hal disekitar supaya ia makin menjadi anak baik dan disayang orang tuanya.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/
