Lebih jelas Rocky Gerung sebut jika seorang Buzzer bisa berasal dari mantan wartawan, jurnalis, reporter, mantan aktivis, mantan LSM yang kekurangan uang, dan dosen.
Mereka kemudian dimanfaatkan dengan iming iming bayaran tinggi. Lalu kemudian para Buzzer ini sembunyi-sembunyi di akun akun anonim dan menyebarkan propaganda.
Bagaimana Ini Mempengaruhi Kebebasan Pers?
1. Pengaburan Fakta
Buzzer sering kali memprioritaskan opini atau narasi yang menguntungkan pihak tertentu di atas fakta objektif.
Ketika media ikut terlibat, publik sulit membedakan mana berita yang benar-benar independen dan mana yang telah dimanipulasi.
2. Menurunnya Kepercayaan Publik
Media yang terlibat dalam kampanye buzzer dapat kehilangan kepercayaan dari pembacanya. Ini dapat mempengaruhi peran media sebagai penjaga demokrasi, karena publik mulai skeptis terhadap setiap berita yang disampaikan.
3. Tekanan pada Jurnalis Independen
Dalam lingkungan yang dipengaruhi oleh buzzer, jurnalis independen menghadapi tekanan untuk mengikuti arus atau berisiko kehilangan pekerjaan. Hal ini mengurangi keberagaman perspektif dalam pemberitaan.
Baca Juga: PSSI Resmi Pecat Shin Tae Yong, Erick Thohir Umumkan Keputusan Mengejutkan di Konferensi Pers
Mengapa Media Bisa Terjebak?
Tekanan utama di era digital adalah adalah finansial, pendapatan iklan media konvensional menurun drastis, sehingga beberapa media mungkin tergoda untuk bekerja sama dengan buzzer demi menjaga kelangsungan operasional mereka.
Selain itu, minimnya regulasi yang jelas terhadap praktik ini juga memperparah situasi. ***