“Ini diajarin, bu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka. Maka ibu bilang ya Allah saya maafkan anakku, sebut nama anaknya, bu. Fulan bin fulan, ampuni dia ya Allah,” terang dr Aisah Dahlan.
Lalu setelah itu baru bermusyawarah dengan mereka dalam satu urusan.
“Dan ingat kalau anak laki-laki kalau kita mau ajak diskusi atau ibu mau ngasih arahan mau ngasih nasehat pantas dalam kondisi dia lapar haus ngantuk, ga mau denger dia!”
Maka dari itu menurut dr Aisah Dahlan, kalau kita mau kasih nasehat anak laki-laki atau mau kasih arahan sambil makan itu lebih baik.
Karena kondisi lapar, haus ngantuk itulah yang akan bikin tantrum anak laki-laki.
“Kalau kita yang melanggar dari dia punya fitrahnya ya.”
Kemudian menurut Aisah Dahlan juga dalam al-quran Allah menerangkan, “Engkau telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai yang bertawakal.
Yang mana dari ayat di tersebut menurut dr Aisah Dahlan, Allah mengajarkan orang untuk bertawakal.
Yang mana kalau misalnya si panggil anak, menyuruhnya mandi. Dia udah bilang iya, maka orang tua harus tawakal.
“Karena kita nih kadang otak ibu-ibu nih, iya iya iya nanti gak mandi lagi kayak kemaren. Nah itu namanya gak tawakal,” imbuh dr Aisah.
“Kita harus tawakal, dia udah bilang iya. Kan udah musyawaroh, udah negosiasi. Dia udah bilang iya, ya udah tawakal pada Allah,” tandasnya.
Karena menurut dr Aisah Dahlan, ibu-ibu ini sering banget menafikan jawaban anak-anak.
“Apalagi anak masih kecil. Maka besok-besok anak-anak juga begitu pada ibunya. Jadi hati-hati sekali.”
Menurut dr Aisah Dahlan juga, misalnya kita mau ngasih tahu sesuatu pada anak, maka sebelum ibu ngomong sama dia, sang ibu diajarkan untuk berdoa seperti ini: Ya Allah saya mohon lembut pada anak pada Fulan bin Fulan. Ya Allah jauhkan sikap keras dan kasar karena dia bisa menjauh nanti dia. Ya Allah saya maafkan anakku ya Allah.