Yang mana ketika sang ibu bilang misalnya ayo masuk kamar enggak udah duduk sini dan si anak jawab, engga aku mau duduk di sini.
Menurut dr Aisah, justru Itu sebetulnya dia mau jagain ibunya walaupun sambil bermain.
“Karena laki-laki memang otak kanannya lebih dominan dan salah satu fungsi otak kanan ini bermain, ya. Jadi jangan heran anak laki-laki bermain. Disuruh misalnya ayo mandi ayo gini, dia enggak mau mandi dulu karena mau jagain Ibunya.”
“Dan jangan salah Bu. Watak anak ibu inilah, yang ini watak dasar anak yang disebut ekstrovert ya.”
Yang mana menurut dr Aisah Dahlan, sifat anak itu juga disebut koleris. Dimana wataknya tegas yang berprinsip.
“Memang keras ni anak. Namun, kalau dia tambah dikerasin maka dia kecewa. Dia kecewa karena sebetulnya dia ingin jagain Ibunya. Kecewa sebetulnya,” papar dr Aisah lebih lanjut.
dr Aisah Dahlan juga menerangkan bahwa kekecewaan anak tersebut juga akan membuat si anak melakukan hal-hal yang meminta perhatian ibunya.
Menurutnya juga bahwa setiap mau bicara sama anak atau namanya musyawaroh dengan anak ternyata harus memang pakai tuntunan loh.
“Ingat ya, hati-hati! Orang tua panutan karena apa yang direkam oleh mata anak telinga anak ya itu masuk di otaknya itu apa yang dilihat oleh anak ini.”
“Jadi anak juga memang wataknya sudah watak suka ngatur. Ditambah tadi ibu kerasin, maka tadi semakin tambah keras dia,” tutur dr Aisah.
Untuk itu Allah mengajar manusia untuk musyawaroh sebagai yang tercantum dalam surat Ali Imran ayat 159 yang bunyinya seperti berikut ini: Maka karena rahmat Allah, engkau bersikap lembut terhadap mereka.
“Apalagi anak-anak belum baligh ibu.Allah saja tidak memberikan hukuman pada anak-anak yang belum baligh. Mereka hanya diberi untuk belajar belajar, latihan latihan. Makanya belum ada dosanya anak ibu yang lima tahun itu. Maka kita disuruh lembut,” papar dr Aisah Dahlan.
Lantas bagaimana jika ibu sudah bersikap lembut tapi misalnya anak masih bantah?
