Bahkan, 70 hari sebelum musibah terjadi, warga sudah membuat parit sebagai antisipasi longsor, tetapi usaha tersebut ternyata sia-sia.
Banyak yang beranggapan bahwa peristiwa ini adalah azab dari Allah, karena sulit untuk diterima dengan akal manusia.
Tidak ada teknologi atau kekuatan manusia yang mampu memindahkan puncak gunung ke desa secara langsung.
Beberapa orang mencoba menjelaskan kejadian ini sebagai fenomena alam, tetapi penjelasannya sering dianggap kurang memadai dan tidak memuaskan.
Para ahli dan warga desa sekitar masih bingung dengan kejadian ini. Jarak antara gunung pengamun-amun dan desa Legetang yang jauh membuat teori longsor menjadi tidak masuk akal.
Namun, kejadian ini tetap menjadi misteri besar. Tidak ada penjelasan yang dapat mengungkapkan secara tuntas bagaimana puncak gunung bisa menghancurkan desa secepat itu.
Baca Juga: 4 Misteri Dunia yang Belum Terpecahkan Hingga Sekarang, Dati Stonehenge hingga Doppelgangger
Kejadian ini menegaskan kekuatan Allah yang tak tertandingi di atas segala makhluk.
Tidak peduli seberapa canggih teknologi atau kuatnya kekuatan manusia, peristiwa ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang mampu melakukan sesuatu yang melampaui batas nalar manusia.
Secara keseluruhan, kisah Desa Legetang mengajarkan kita tentang kekuatan dan kekuasaan Allah.
Musibah ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dan merenung tentang kehidupan kita, serta untuk menjaga diri dari kemaksiatan yang dapat membawa bencana. ***