Sedangkan, seseorang yang analitis dapat memulai kerja remote sebagai data researcher, performance marketing, dan bidang lain yang berkaitan dengan data.
Lalu pekerja remote dapat memberikan servis sebagai developer, perancang software, dan pekerjaan lain tentang coding jika ia merupakan seseorang dengan kepribadian teknis.
Langkah kedua memulai kerja remote adalah memahami alur kerja dari bidang yang diminati.
Contohnya, jika seseorang memutuskan menjadi social media specialist, maka ia perlu memahami hal-hal seperti cara komunikasi dengan klien.
Serta preferensi medianya, cara mengolah dan mengunggah konten, dan lainnya.
Ketiga, remote worker perlu mempersiapkan portofolio.
Della Miranti menuturkan bahwa, di dunia kerja remote, portofolio menjadi lebih penting dari Curriculum Vitae (CV).
Ia melihat bahwa perekrut lebih percaya dengan portofolio.
Bagi pemula, dokumen dapat bersumber dari fake project, study case, atau project sejenisnya.
Portofolio memberikan informasi bagi perekrut tentang pengetahuan dan keahlian yang dimiliki pekerja remote.
Langkah keempat adalah pekerja remote perlu membekali diri dengan pengetahuan seputar pekerjaan yang akan ditekuni.
Hal ini dapat membantu mereka bekerja secara efisien dan dapat mencapai hasil yang maksimal.
Terakhir, remote worker dapat bergabung dengan komunitas yang sesuai.
Langkah ini memberikan kesempatan pekerja remote untuk berinteraksi dengan individu lain dengan tujuan yang sama sehingga ia dapat mengembangkan keahliannya.