Orang-orang tidak pernah menyangka bahwa zakat mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, baik jasmani maupun kesehatan mental atau rohaniah.
Ada orang yang menjadi kaya atau banyak harta justru menjauh dari orang miskin dan kurang perhatian pada kegiatan sosial kemasyarakatan yang menjadikannya terasing dari lingkungan.
Seringkali cinta kepada harta menyebabkan seseorang menahan zakat yang akan mengurangi harta atau pendapatannya.
Sebuah kejadian tragis dialami seorang eksekutif muda berusia 38 tahun, seperti yang diceritakan oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya berjudul Zakat Pembersih Harta dan Jiwa (1992).
Eksekutif muda tersebut memiliki karir cukup bagus.
Gajinya pun melebihi kebutuhan hidupnya.
Ia juga memiliki rumah dan mobil pribadi. Anak-anaknya bersekolah di sekolah yang bonafit.
Namun sayangnya, ia tidak pernah mengeluarkan zakat.
Menurutnya, dia tidak wajib mengeluarkan zakat, karena ia merasa ketika zaman Nabi dulu tidak ada aturan semacam itu.
Selama itu, kehidupannya berjalan lancar tanpa menghiraukan zakat.
Akan tetapi, ketika mencapai usia 45 tahun, kesehatannya menurun.
Menurut diagnosa dokter, dia sebetulnya terkena psikosomatik.
Suatu penyakit yang termanifestasi oleh gangguan mental.
Kesehatan jasmaninya makin lama makin memburuk.