GENMUSLIM.id - Terkadang, ada anggapan bahwa bercanda dan tertawa tidak sesuai dengan nuansa keagamaan, khususnya dalam Islam.
Namun, apakah Rasulullah SAW dan para sahabat pernah berbicara dengan nada humor, membuat orang tertawa, sehingga kita dapat meyakini bahwa bercanda dalam Islam adalah sesuatu yang diperbolehkan?
Namun demikian, Rasulullah SAW pernah bercanda dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa bahagia karena terhibur.
Islam hadir untuk mengajak umat manusia agar mengerti keindahan kasih sayang Allah SWT.
Rasulullah, saat bercanda tidak pernah menyakiti hati orang dan tidak pernah berdusta.
Dalam suasana canda, Rasulullah tidak mencemooh atau membawa-bawa kekurangan fisik orang lain.
Para sahabat yang menjadi sasaran candaan justru bangga dengan julukan yang diberikan oleh Rasulullah SAW.
Sebagai contoh, Anas bin Malik dijuluki 'Dzu Udzunain' (orang yang memiliki dua telinga).
Ada pula sahabat bernama Abdurrahman bin Sakhr Al-Azdi yang dijuluki Abu Hurairah karena kecintaannya kepada kucing.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib dijuluki Abu Turab oleh Rasulullah ketika mukanya terkena pasir saat tertidur di masjid.
Kisah mengenai cara bercanda Rasulullah SAW juga terabadikan saat seorang sahabat yang iri ingin naik unta bersama Rasulullah seperti sahabat-sahabat yang lain.
Rasulullah dengan ramah menjawab dengan candaan, "Nanti kapan-kapan, kau aku ajak naik anak unta."