GENMUSLIM.id – Setiap anak memiliki gaya belajar masing-masing, orang tua harus memahami perihal tersebut, agar anak bisa menyerap pelajaran dengan maksimal.
Banyak dalam parenting, orang tua sering menyuruh anak belajar, menghitung, membaca, menulis dan sebagainya. Padahal sebenarnya anak tersebut dapat menyerap pelajaran dengan gaya belajar story telling atau bercerita.
Akibat gaya belajar yang salah kemudian dipaksakan oleh orang tua, anak menjadi susah menyerap pelajaran dengan maksimal.
Teori Belajar Multiple Intelligences oleh Howard Gardner mengemukakan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, seperti kecerdasan linguistik, logika-matematika, visual-spatial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik
Anak bisa memiliki kekuatan dominan dalam satu atau lebih dari kecerdasan ini, sehingga mereka cenderung belajar dengan cara yang berbeda-beda.
Kemudian Teori Belajar Kolb oleh David Kolb, model ini mengemukakan bahwa individu belajar melalui empat tahap: pengalaman konkret, refleksi observasional, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif.
Anak bisa cenderung lebih suka memulai dengan pengalaman langsung sebelum belajar melalui pemikiran konseptual atau refleksi.
Akan tetapi orang tua harus memahami bahwa tidak ada satu pendekatan tunggal yang dapat sepenuhnya menggambarkan gaya belajar setiap anak.
Anak seringkali memiliki kombinasi dari berbagai preferensi dan gaya belajar, maka orang tua harus menerapkan metode parenting yang tepat.
Baca Juga: Apakah Ada Patokan Usia yang Tepat untuk Mulai Belajar Mengaji atau Harus Sedini Mungkin?
Oleh karena itu, pengajar dan orang tua perlu menyediakan beragam metode pembelajaran untuk mengatahui gaya belajar apa yang cocok untuk anak.
Hal ini bertujuan agar proses belajar menjadi maksimal dan bisa anak bisa menyerap Pelajaran dengan efektif.
Adapun ragam pembelajaran untuk mengatahui gaya belajar anak antara lain: