Jadi, ketika anak Anda mulai teriak-teriak, ingatlah bahwa ini mungkin hanya fase belajar yang sedang mereka lalui.
2. Menguji Batas Kesabaran Orang Tua
Tak jarang, anak-anak menggunakan teriakan sebagai cara untuk menguji batas. Mereka tidak hanya menguji kesabaran Anda sebagai orang tua, tetapi juga batasan diri mereka sendiri ketika berhadapan dengan tantangan atau situasi yang membuat mereka frustasi.
Ketika menghadapi kesulitan atau perlawanan, berteriak menjadi salah satu cara mereka mengekspresikan ketidaknyamanan atau mencari solusi cepat.
Ini adalah cara anak-anak belajar tentang batasan—baik batas kesabaran mereka sendiri maupun batas yang ditetapkan oleh lingkungan mereka.
3. Kontrol Perilaku Masih dalam Proses Berkembang
Pada usia pra-sekolah, anak-anak masih dalam proses belajar mengontrol perilaku mereka. Mereka mungkin belum sepenuhnya memahami bagaimana seharusnya bertindak di tempat umum atau dalam situasi sosial tertentu.
Oleh karena itu, mereka sering terlihat lebih emosional dan cepat frustasi ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Dalam banyak kasus, teriakan adalah respons alami mereka terhadap stres atau kebingungan.
Sebagai orang tua, penting untuk memberikan bimbingan yang konsisten agar anak dapat belajar mengelola emosi dengan lebih baik.
4. Keterampilan Komunikasi yang Terbatas
Tidak semua anak mampu mengungkapkan perasaan atau kebutuhan mereka dengan kata-kata yang tepat.
Pada usia dini, keterampilan komunikasi anak masih terbatas, sehingga berteriak menjadi cara mereka untuk mengekspresikan diri.
Dalam otak anak, teriakan mungkin tampak lebih efektif untuk menyampaikan emosi atau keinginan mereka.