Yohanes juga sempat berbagi pengalamannya dalam sebuah TEDx Talk, di mana ia mengisahkan perjalanannya melatih anak-anak di Tolikara, sebuah daerah di Papua dengan indeks pembangunan manusia yang rendah.
Saat itu, ia tersentuh oleh kondisi pendidikan yang memprihatinkan, sehingga memutuskan untuk membawa beberapa anak ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan intensif.
Di Tolikara, ia bertemu dengan siswa-siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dan minim kemampuan dasar dalam matematika.
Namun, setelah sebulan pelatihan, anak-anak tersebut berubah drastis. Mereka menjadi lebih percaya diri dan bersemangat dalam belajar, terutama dalam bidang matematika yang awalnya dianggap sulit.
Upaya Yohanes tidak berhenti di Tolikara. Ia juga mencari anak-anak di daerah lain di Papua, seperti Wamena dan Timika, yang dianggap “mustahil” untuk berhasil.
Meski sempat diragukan oleh banyak pihak, Yohanes tetap teguh pada misinya. Hasilnya, anak-anak tersebut tidak hanya menguasai pelajaran dasar, tetapi juga berhasil bersaing di ajang olimpiade sains nasional dan internasional.
Keberhasilan ini didukung oleh dua faktor utama: guru yang baik dan metode pengajaran yang inovatif.
Yohanes percaya bahwa guru yang mampu memotivasi dan menginspirasi siswa adalah kunci dari kesuksesan belajar.
Selain itu, metode pembelajaran yang disederhanakan dan dibuat menyenangkan membuat anak-anak lebih mudah memahami konsep yang sulit.
Metode yang dikembangkan oleh Yohanes, yang dikenal dengan nama metode Gasing, bertujuan untuk membuat pelajaran sains dan matematika lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Dengan menggunakan contoh-contoh praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, anak-anak dapat lebih mudah memahami materi pelajaran dan bahkan mulai menyukai mata pelajaran yang awalnya mereka takuti.
Yohanes bertekad untuk menerapkan metode Gasing ini di seluruh Indonesia, sehingga setiap anak, dimanapun mereka berada, dapat memperoleh akses pendidikan berkualitas.
Ia ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang merasa terpinggirkan hanya karena latar belakang atau keterbatasan geografis mereka.
Melalui perjuangannya, Yohanes Surya menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas adalah hak setiap anak di Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di daerah-daerah yang sering diabaikan.
