3. Selingkuh kognitif
Ditandai dengan terobsesi secara terus-terusan terhadap orang lain. Yang harus ditekankan ialah adanya kontrol diri yang penuh terhadap perasaan yang dimiliki.
Perselingkuhan tidak terjadi begitu saja dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Pertama dimulai dari diri sendiri, seperti bagaimana cara kita menghargai komitmen yang telah dibentuk dan menjaga kepercayaan pasangan.
Kedua, situasi yang mendukung dan kesempatan, maksudnya saat relasi hubungan dia (orang ketiga) dengan pasangannya mulai goyah dan hubungan mereka tidak harmonis.
Mungkin sebagian kita pernah mengelotarkan atau mendengarkan kalimat. "jika selingkuh adalah penyakit dan harus disembuhkan".
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube Parentalk pada Jumat, 23 Agustus 2024, ternyata, kebiasaan selingkuh berkaitan dengan kontrol diri.
Artinya kita bisa mengendalikan sepenuhnya suatu pilihan ingin berselingkuh atau tidak karena dilakukan secara sadar.
Apakah seseorang yang sekali berselingkuh akan pasti selingkuh lagi?
Nah menurut psikolog klinis, ini kembali pada motivasi individunya atau polanya.
Seperti mempertanyakan alasan melakukan perselingkuhan.
Sebab ada alasan seseorang untuk memilih berselingkuh. Misal, ingin dihargai, diberi perhatian, dan ingin dipuji dari orang lain.
Maka dari itu pentingnya mengontrol diri dan komitmen hubungan dengan pasangan. ***