GENMUSLIM.id-Istilah fatherless tengah menjadi topik parenting yang ramai dibicarakan di media sosial saat ini.
Fenomena fatherless dalam pola parenting di Indonesia (fatherless country) menduduki peringkat ketiga terbanyak di dunia.
Fatherless tidak hanya terjadi karena anak ditinggal meninggal, tapi juga dapat disebabkan faktor lain seperti kondisi pernikahan orang tua yang long distance marriage (LDM), orang tua bercerai ataupun sosok ayah yang sangat sibuk sehingga tidak bisa menerapkan parenting yang tepat.
Dikutip GENMUSLIM dari berbagai sumber pada Selasa, 24 Oktober 2023, fatherless diartikan sebagai kondisi anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan.
Baca Juga: Memahami Perbedaan dan Metode Parenting untuk Meningkatkan Self Confidence dan Self Esteem pada Anak
Kehilangan sosok ayah dalam pola pengasuhan tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kondisi psikologis anak.
Berikut dampak psikologis yang akan dirasakan oleh anak yang mengalami fatherless:
1.Berkurangnya konsep diri baik fisik maupun mental
Anak yang memiliki masalah konsep diri baik secara fisik maupun mental mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi.
Baca Juga: Parenting Talk: Orang Tua Harus Paham! Mengulik 5 Tahapan Penting Perkembangan Bahasa Anak
Kehilangan sosok ayah akan membuat anak kehilangan sosok panutan, sehingga mereka akan mencari sosok lain sebagai ganti ayahnya
2.Kehilangan kepercayaan
Kehilangan sosok ayah dalam pola pengasuhan bagi seorang anak akan memicu kehilangan rasa percaya pada sosok laki-laki.
Rasa tidak percaya ini akan membuat anak merasa tidak aman dengan sosok laki-laki dan terus akan mempengaruhi hubungan dengan orang di sekitarnya.