pendidikan

Dilema Etika dan Risiko Kesehatan: Mengungkap Alasan di Balik Pembatalan Penyebaran Nyamuk Wolbachia?

Jumat, 1 Desember 2023 | 21:15 WIB
Risiko Kesehatan dari Proyek Nyamuk Wolbachia (GENMUSLIM.id / Dok: Spesial)

GENMUSLIM.id – Penyebaran nyamuk Wolbachia yang merupakan bagian dari program Kesehatan pengendali demam berdarah belakangan ini menyita perhatian setelah beberapa daerah memutuskan membatalkan proyek tersebut.

Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber Jumat, 1 Desember 2023, Pembatalan penyebaran nyamuk Wolbachia menimbulkan dilema etika dan pertanyaan mengenai risiko kesehatan masyarakat.

Mari cari tahu mengapa pemerintah membatalkan penyebaran nyamuk Wolbachia apakah karena risiko Kesehatan?

Baca Juga: Hari Jumat, Hari Rayanya Umat Islam, Sebenarnya ada apa sih di hari Jumat? Ini dia Ulasannya !

Apa Itu Nyamuk Wolbachia?

Wolbachia merupakan bakteri yang terdapat secara alami pada nyamuk dan dapat menyerang populasi nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus demam berdarah.

Wolbachia menghambat kemampuan nyamuk menularkan virus ke manusia.

Infestasi nyamuk Wolbachia digunakan di berbagai negara sebagai metode pengendalian vektor untuk mengurangi penularan demam berdarah.

Pengaplikasian Nyamuk Wolbachia Pertama Kali

Pemanfaatan nyamuk ber-Wolbachia untuk membasmi penderita demam berdarah bukanlah hal yang baru.

Teknologi tersebut pertama kali diterapkan dan diuji di Yogyakarta pada tahun 2016.

Aplikasi Wolbachia Dengue Elimination Application (AWED) pertama dilakukan dengan menggunakan desain standar tertinggi, yaitu desain cluster randomized controlled trial (CRCT), berdasarkan data dari  Pusat Kedokteran Tropis (UGM) Universitas Gadjah Mada.

Hasil penelitian AWED  menunjukkan  nyamuk ber-Wolbachia, Aedes aegypti, mampu menurunkan kasus DBD sebesar 77,1% dan rawat inap DBD sebesar 86%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dan di beberapa negara lain yang menggunakan teknologi WMP, teknologi Wolbachia telah direkomendasikan untuk pengendalian demam berdarah oleh WHO Vector Control Advisory Group.

Halaman:

Tags

Terkini