Berdasarkan rekomendasi WHO, pelepasan Wolbachia diperluas ke seluruh wilayah pembanding di kota Yogyakarta.
Pantauan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pasca rilis, pada masa Wolbachia dilepaskan, jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta mengalami penurunan sebesar 83% dibandingkan sebelum Wolbachia dilepaskan.
Mengapa Penyebaran Nyamuk Wolbachia Dibatalkan?
Pemerintah membatalkan rencana pendistribusian jutaan telur Aedes aegypti yang terpapar Wolbachia di Bali.
Pembatalan ini berlanjut di beberapa kota lainnya.
Pasalnya, belum ada penelitian komprehensif jangka panjang mengenai efektivitas program penyebaran nyamuk ini di Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang, serta potensi risikonya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Termasuk Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Risiko berikutnya adalah tidak adanya pihak yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dan dampak dari program ini sangat besar, berpotensi merugikan industri pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat.
Apa Kaitannya Penyebaran Nyamuk Wolbachia Dengan Parenting?
Menghentikan penyebaran nyamuk Wolbachia tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan masyarakat dan lingkungan, namun juga membuka perdebatan dalam konteks ilmu parenting.
Para orang tua mempunyai pendapat berikut mengenai alasan penghentian penyebaran nyamuk ber-Wolbachia:
- Orang tua yang sedang menerapkan parenting biasanya sangat sensitif terhadap masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan anak-anaknya.
Menghentikan penyebaran Wolbachia dapat dilihat sebagai respons terhadap kekhawatiran orang tua mengenai potensi dampak kesehatan pada anak-anak yang belum sepenuhnya dipahami.
- Ilmu parenting percaya bahwa penting untuk melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi anak-anak mereka.
Pembatalan proyek nyamuk Wolbachia mungkin mencerminkan ketidaksetujuan atau kekhawatiran dari orang tua dan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena akan berdampak besar pada penerapan parenting.
Baca Juga: Cara Kreatif Mengenalkan Agama pada Anak Usia Dini, Belajar Harus dengan Cara Menyenangkan