Keempat emosi inilah yang menurut dr. Aisyah Dahlan merupakan emosi dasar yang dimiliki anak sebelum ia beranjak aqil baligh.
Nah, jika para orang tua ingin membangun kedekatan dengan anak, maka mau tidak mau harus mempelajari keempat jenis emosi ini dulu.
Kalau kita perhatikan, yang negatifnya lebih banyak dibandingkan perasaan yang positifnya.
Maka wajar bila sewaktu-waktu anak marah, takut, atau sedih, untuk hal-hal yang kita rasa ‘bukan apa-apa’.
Dan satu poin penting yang mesti disadari oleh orang tua adalah ke semua sifat pada anak tersebut, merupakan karunia dari Allah; Tuhan Semesta Alam.
Oleh karena itu bila anak tiba-tiba menangis, maka kita sebagai orang tua tidak boleh melarangnya menangis.
Baca Juga: Otak Anak Membeku Sehingga Lambat Melakukan Sesuatu? Berhentilah Memerintahkan Anak Bergerak Cepat!
Biarkan ia menangis sepuasnya, dan tugas orang tua adalah menenangkannya; bukan mendiamkan, beda loh kasus dari dua perbuatan ini.
Contoh lain, misalnya anak tiba-tiba ngomong, “Bunda, aku capek!” atau “Bunda, aku bosan!”.
Lantas, apa yang kira-kira harus dilakukan orang tua bila anak berkata demikian? Jawabannya cuma satu: hadir menemaninya, bukan memberi respon yang berlebihan.
Cukup dengan mendengarkan semua keluh kesah mereka, beri senyuman termanis, itu sudah cukup ampuh dan membahagiakan bagi anak.
Anak-anak; terutama yang berusia 0-12 tahun, adalah usia dimana anak belum pandai mengatur emosinya.
Satu-satunya cara untuk menuangkan emosinya, ya, dengan diungkapkan; bisa dengan bicara, menangis, marah, dan lain-lain.
Jadi, buat moms di rumah, inilah tips parenting dari dr. Aisyah Dahlan untuk membangun kedekatan dengan anak, mudahkan! ***