GENMUSLIM.id - Kasus homoseksualitas pada LGBT sering dihubungkan dengan identitas gender.
Padahal homoseksualitas berhubungan dengan ketertarikan seksual dan identitas gender ditampakkan melalui kekhasan karakter antara perempuan dan laki-laki (feminin atau maskulin).
Dikutip dari jurnal ilmiah European Psychiatry, Penelitian Sabuncuoglu membuktikan bahwa ketertarikan seksual sesama jenis (homoseksualitas) oleh para lesbian, gay, biseksual, dan transeksual disebabkan oleh kelainan hormonal dan disfungsi tiroid sejak anak di dalam kandungan ibu atau disebabkan oleh faktor genetik.
Berbeda dengan homoseksualitas sebagai bentuk ketertarikan seksual sesama jenis, identitas gender bukan dipengaruhi secara genetik melainkan hanya dipengaruhi oleh faktor sosial atau gaya parenting.
Namun transgender juga banyak ditemui telah 'memodifikasi' tubuh mereka agar sesuai dengan gender yang mereka harapkan dan memiliki ketertarikan seksual dengan sesama jenis kelamin biologis.
Sehingga mereka pun bukan lagi transgender melainkan telah menjadi transeksual.
Vidal dalam penelitiannya yang dilansir Genmuslim dari jurnal ilmiah L'ecole Des Parents mengemukakan bahwa otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam menghasilkan hormon dan perilaku seksual mereka yang terbentuk sepanjang perkembangan janin.
Perbedaan produksi hormon seksual ini akan mempenetrasi otak kemudian di masa pubertas, impregnasi hormonal akan membentuk neuron di otak.
Saat inilah fisiologi reproduksi dapat berfungsi dengan baik.
Ini juga dibuktikan oleh Joel dan Vikhanski dalam bukunya berjudul Gender Mosaic: Beyond the Myth of the Male and Female Brain bahwa otak manusia yang menghasilkan hormon seks adalah percampuran yang unik dari fitur perempuan dan laki-laki sehingga tidak bisa dikategorikan dalam dua kategori gender.
Sehingga, anak laki-laki belum tentu memiliki karakter maskulin sepenuhnya, perempuan belum tentu memiliki karakter feminin sepenuhnya, maupun sebaliknya.
Karena karakter feminin dan maskulin manusia baru akan dibentuk saat anak bersosial dengan lingkungan yang mengasuhnya.
Baca Juga: Membimbing Generasi Alpha: Tips Penting untuk Orang Tua dalam Mendidik Generasi Alpha di Era Digital
Aspek inilah dibangun sejak manusia menjalin hubungan sosial dengan ibu dan ayah.
Hubungan sosial terbangun melalui interaksi dan pola internalisasi budaya, seperti melalui alat peraga bermain anak.
Hal ini membuktikan bahwa identitas gender anak bisa dibentuk melalui gaya parenting orangtua.
Perempuan menjadi feminin karena sejak kecil dibiasakan oleh stimulasi pada kemampuan motorik halus seperti aktifitas menenun, menulis, dan mengepang rambut yang mendorong anak untuk beraktifitas menetap di dalam ruangan dan kemampuan bahasa dengan mendongeng dan bermain peran dengan boneka sebagai alat peraganya.
Keaktifan bergerak bebas yang diminimalkan dan kemampuan bahasa lebih dioptimalkan yang didukung oleh norma bahwa perempuan harus bersikap lembut, memiliki rasa malu, lebih tertutup, tidak banyak bergerak pada akhirnya membawa dampak adanya dominasi otak kiri pada kemampuan teoritis dibandingkan pemikiran kreatif.
Baca Juga: Apa Itu Tiger Parenting? Begini Tips Mudah untuk Orang Tua saat Menerapkan Pola Asuh Ini Kepada Anak
Semua itu menjadikan anak untuk lebih memfokuskan ke dalam dirinya (pasif), ini yang kita kenal sebagai standar feminin.
Sedangkan anak laki-laki lebih banyak dilatih pada kekuatan fisik, bergerak bebas dan aktifitas yang melibatkan motorik kasar seperti bermain di luar ruangan dan mengangkat beban berat.
Anak laki-laki juga diajarkan untuk berani, percaya diri, serta gigih berjuang meraih ambisi/cita-cita dan haknya karena anak laki-laki lebih dipersiapkan untuk bekerja dan berkarir kelak ketika dewasa.
Permainan laki-laki juga didesain agar lebih banyak mengandalkan aktifitas fisik seperti sepak bola, menembak, dan melempar yang sifatnya untuk mengajarkan sebuah pertarungan menggunakan kekuatan fisik.
Aktifitas fisik yang dioptimalkan menjadikan otak kanan akan lebih dominan karena otak kanan bekerja melibatkan tugas-tugas ekspresif dan kreatif.
Homoseksualitas mungkin tidak bisa dihindari setelah anak lahir, akan tetapi identitas gender dapat dibentuk melalui gaya parenting yang tepat.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.