Semua hal di atas secara alami akan dialami oleh manusia, sayangnya anak remaja belum mampu untuk menyampaikan hal-hal tersebut dengan baik.
Peran orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi anak remaja nya dalam memenuhi dan menyampaikan apa yang mereka butuhkan tersebut dengan cara yang tepat.
Maka jangan Ayah dan Bunda jangan ragu untuk melakukan komunikasi dua arah sehingga apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan anak dapat tersampaikan.
Lebih Banyak Mendengarkan
Mendapati anak yang ‘melawan’ orang tua tentu meresahkan, dan tak jarang emosi Ayah dan Bunda turut dimainkan oleh perilaku anak yang mulai ada-ada saja.
Namun sebetulnya itu adalah bentuk penyampaian secara tidak langsung bahwa mereka ada dan ingin diangggap ada.
Lagi-lagi ini tentang eksistensi diri, yang jika merujuk pada kamus KBBI online, eksistensi memiliki arti “hal berada” atau “keberadaan”.
Sayangnya anak remaja yang masih memiliki emosi yang labil belum mampu menyampaikan apa yang mereka inginkan dengan cara yang pas dan di sana lah peran orang tua diperlukan, yaitu untuk memberikan contoh bagaimana cara yang benar dalam menyampaikan keinginan.
Maka lebih banyak ‘memasang kuping’ untuk anak remaja adalah solusinya dan mangan ragu untuk mendengarkan apa yang menjadi keinginannya, keresahannya, ketakutannya, kemarahannya hingga kebahagiaannya.
Mengedepankan Kejujuran Pada Anak
Jujur adalah hal mutlak yang wajib disertakan dalam pola asuh dan kejujuran tak bisa lepas dari penerimaan.
Setelah orang tua menyiapkan telinga untuk lebih banyak mendengar, maka selanjutnya orang tua juga harus menyiapkan hati yang lapang untuk menerima kejujuran anak.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tau! 7 Langkah Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Demam Tinggi pada Anak di Rumah
Anak yang mendapatkan penerimaan dari orang tua akan menjadi anak yang percaya diri dan terbuka kepada orang tua.