GENMUSLIM.id - Islam telah melahirkan tokoh yang sangat berpengaruh dizamannya. Sehingga pencapainnya dibidang apapun menjadi kemanfaatan luar biasa setiap regenerasinya.
Dari bidang Tassawuf kental ketauhidan, fiqih pada prinsip agama hingga ilmu tajwid yang menjadi dasar bacaan Al-Qur’an.
Bahkan dalam catatan sejarah islam sangat memiliki jaringan luas khususnya di Negara masing-masing. Salah satu tokoh berperan penting islam sepanjang sejarah adalah Gamal Al-Banna.
Apa sih kerennya Gamal Al Banna sampai sekarang? Mungkin di era sekarang tidak banyak ketahui sosoknya yang digadang-gadang sebagai tokoh islam yang berpengaruh dalam hal pemikirannya.
Dalam Buku Karya Fadhel Mubaraok Ibn Faisal berjudul Agama yang bernegara atau Negara yang beragama, dijelaskan bahwa Gamal Al Banna merupakan adik bungsu dari Hasan Al-Banna tokoh penulis yang menganggas Dzikir Petang atau orang-orang PKS menyebutnya Al-Ma’tsurat.
Baca Juga: Pelajaran Dakwah Hasan Al Banna, Sosok Cendekiawan Muslim yang Mampu Mengubah Kritik Menjadi Cinta
Selain adiknya ia banyak membaca buku-bukunya sastra seperti Al Aghani karya ibn Faraj Al Ashbihani, Al Hayawan karya al Jahiz, Al-Aqd al-Farid, karya Ibn Abdu Rabbuh.
Tidak main-main ayahnya seorang ahli Hadits bernama As-Syeikh as-sa’ati juga membentuk Gamal dalam karakter intlekuualnya yang semakin hari semakin berkembang.
Inilah mengapa dari latar belakangnya Gamal sangat terinspirasi untuk menguatkan ajaran islam meskipun sering mengkritik Kakaknya yang merupakan pendiri Ikhwanul Muslimin.
Ya ini sangat biasa dalam tradisi islam untuk sama-sama memperbaiki pemikirannya agar tidak belok arah.
Disini Fadhel Mubarok ibn Faishal juga mengaris bawahi mengenai Gamal Al Banna pemikiran yang dibawanya adalah salah satu bentuk kecaman terhadap pemikiran islam yang mencampur adukkan dengan pemerintahan.
Meskipun menurut Gamal Al Banna dalam penjelasan Fadhel Mubarok Ibn Faishal bahwasannya dalam praktik peran agama sangat penting dalam pemerintahan, walaupun dalam praktiknya agama konsep agama dan konsep Negara sangat berbeda dalam hal pemerintahan.
Tetapi tidak bisa dipungkiri berdiri sebuah Negara tanpa adannya pemerintahan tidak akan terealisasi adannya kekuasaan.