Salah seorang yang pernah memimpin pondok pesantren dengan luas wilayah mencapai 7 hektare ini merupakan seorang yang sangat karismatik.
Kiai Haji Abdulloh Fakih dan Kiai Haji Ahmad Soleh, karismatiknya membuat banyak pejabat tinggi negara yang disukai.
Menerapkan metode salaf tanpa adanya perubahan menjadi pendidikan pondok ini tetap eksis meskipun usianya hampir mencapai 2 abad.
Diawali dari sebuah surau kecil, pesantren langitan mampu membawa banyak pengaruh baik di kaca nasional, bahkan pesantren ini juga telah berterkenal di mancanegara.
Ciri khas yang bisa ditemui di langitan tuban yakni kaidah pemeliharaan budaya klasik yang baik dan kemudian mengambil budaya baru yang konstruktif atau kaidah Al-Muhafadatu Al-Alqadimis Soleh wal-Akhdu Bilejadidil Aslah.
Baca Juga: ADU KEREN! 10 Rekomendasi Pondok Pesantren Termahal di Indonesia, Mana yang Punya Fasilitas Lengkap?
5. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, 1910
Berdiri di desa bernama Lirboyo membuatnya terkenal dengan nama pesantren Lirboyo.
Awalnya pondok ini diperkeasai oleh Kiai Haji Sungaib yang berasal dari Banjar, Melantun, dan kemudian didirikan oleh Kiai Haji Abdul Qadir, Menantuni, yang berasal dari Jawa Tanah.
Lirboyo menjadi salah satu pusat studi Islam yang memandukan tradisi untuk mengisi kemodernitas desa.
Kesuksesan sistem pendidikan ini terbukti dari alumnusnya yang telah menjadi tokoh yang soleh baik dalam bidang agama maupun bidang sosial.
6. Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, 1967
Pondok pesantren ini berawal dari kelompok pengajian yang dirintis oleh Kiai Haji Zubair Dahlan dan Kiai Haji Ahmad Sungaib Dika Rangmang Sarang, Rembang.
Kemudian di tahun 1967 didirikanlah sebuah pondok pesantren oleh Kiai Haji Maimun Zubair.
Pengajian ini awalnya dilaksanakan di Musola, Setempat, dan pada perkembangannya, kedua perintis kemudian mendirikan tiga bangunan dan terpisah menjadi tiga komplek, yakni komplek A, B, C. Pada komplek A, inilah PP Al-Anwar dikembangkan.