Mendidik fitrah keimanan ini adalah tanggung jawab ayah, karena bersifat doktrinal (pasti, tidak bisa diganggu gugat).
Untuk itu yang bertanggung jawab mengadzani anak ketika baru lahir adalah ayahnya sebagai wujud pendidikan iman.
Iman itu adalah fitrah yang sudah ada sejak awal sebelum anak lahir. Didik dan hidupkanlah fitrah keimanan anak sejak masih dalam kandungan dengan cara hidupkanlah rasa cinta kepada Allah (mahabbatullah) sehingga melahirkan harap, takut, dan taat pada Allah.
Hal yang terjadi saat ini Pendidikan iman diabaikan lebih kepada mendidik beribadah, salat, puasa, ngaji.
Sehingga yang terjadi adalah mereka melakukan ibadah tanpa niat, karena kesadaran keimanan tidak ditumbuhkan di awal.
Ayah Mendidik Ego dan Individualitas
Mendidik ego dan individualitas itu sangat penting agar anak punya pendirian, rasa percaya diri dan tidak mudah terpengaruh.
Nah yang bisa mendidik ego ini adalah seorang ayah, karena ia memiliki jiwa kepemimpinan dan tegas.
Karakter laki-laki yang cuek, egois dan invidualis ini diperlukan untuk mendidik ego anak selama di bawah usia 7 tahun. Sehingga nantinya anak bisa membela diri, melindungi harga dirinya, dan tidak mudah ditindas.
Menurut Ardiano Rusfi, menyatakan bahwa mendidik keberanian, daya tarung, hal ini penting untuk anak laki-laki dan perempuan hanya saja berbeda persentase.
Anak laki-laki sebanyak 75% maskulin dan 25% feminin, sedangkan anak perempuan itu 75% feminin dan 25% maskulin.
Ayahnya mengajarkan anaknya survive baik anak laki-laki maupun perempuan sampai umurnya 10 tahun karena setelah 10 tahun, ada segregasi (pemisahan). Anak laki-laki dididik lebih maskulin dan perempuan lebih feminine.