Parenting Islami Ali bin Abi Thalib jadi Landasan Utama Ilmu Parenting Sepanjang Jaman, Cukup Ikuti Rumus 7x3

Photo Author
- Kamis, 30 November 2023 | 19:20 WIB
Ilustrasi Parenting Islami Ali bin Abi Thalib Ayah dan Ibu Mengajarkan Anak Membaca Al-Qur'an (Foto: GENMUSLIM.ID/dok: istockphoto.com/Zurijeta)
Ilustrasi Parenting Islami Ali bin Abi Thalib Ayah dan Ibu Mengajarkan Anak Membaca Al-Qur'an (Foto: GENMUSLIM.ID/dok: istockphoto.com/Zurijeta)

GENMUSLIM.id - Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai sosok khalifah yang berpengetahuan tinggi dan mencintai ilmu termasuk ilmu parenting. Parenting islami yang selama ini kita ketahui pun dirumuskan khalifah Ali dengan begitu tajam namun disajikan dengan sederhana.

Khalifah Ali bin Abi Thalib tidak hanya mempelajari ilmu, namun juga asbabun nuzulnya sehingga parenting Islami yang disebarkannya memiliki landasan kuat yang patut diterapkan sepanjang jaman.

Berikut rumus parenting islami 7x3 Ali bin Abi Thalib yang  jadi landasan utama ilmu parenting dan berlaku di sepanjang jaman:

  1. Usia 7 tahun pertama: Perlakukan anak selayaknya raja

Memperlakukan anak di 7 tahun pertama anak (usia 0-7 tahun) sebagaimana raja berarti melayani anak dengan hati yang penuh. 

Baca Juga: Ilmu Parenting Islam: Menggali Perbedaan Antara Balance Bike dan Sepeda Roda 3 untuk Anak

Dalam ilmu psikologi, usia 0-7 tahun adalah usia pra-sekolah, sebelumnya usia pra sekolah hanya ditetapkan sampai usia 6 tahun, namun berbagai penelitian membuktikan bahwa usia yang tepat untuk memulai sekolah yakni 7 tahun.

Ini membuktikan bahwa tujuh tahun pertama anak memang masih perlu dilayani dengan sepenuh hati.

Namun, melayani bukan berarti menuruti segala keinginan anak, tapi memberikan pendampingan yang penuh dari orangtua.

Di keilmuwan psikologi juga menganjurkan agar orangtua tetap mendampingi penuh.

Hal ini disebabkan oleh tugas-tugas perkembangan di 7 tahun pertama anak masih berkutat pada eksplorasi (aktivasi gerak dan internalisasi nilai) dan pembentukan emosi (melalui interaksi dan mempelajari sebab-akibat).

  1. Usia 7 tahun kedua: Perlakukan anak selayaknya tawanan

Memperlakukan anak selayaknya tawanan di 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun) artinya memberikan hak dan kewajiban pada anak. 

Baca Juga: Menurunkan Kepercayaan Diri Hingga Mengakibatkan Anak Dibully, Ini Dampak Mengumbar Aib Anak di Depan Orang Lain!

Pada usia ini menjadi saat yang tepat bagi orangtua untuk memperkenalkan hukum-hukum dan syariat islam baik yang diwajibkan maupun yang dilarang untuk dipraktikkan ke dalam aktifitas mereka sehari-hari, mengajarkan tanggung jawab disaat anak mulai memilih meluangkan waktu mereka untuk kegiatan yang disukai.

Hal ini sejalan dengan bidang kajian psikologi, usia 8-14 tahun merupakan usia dimana anak memiliki energi lebih serta telah mengembangkan bakat dan minat yang tinggi pada sesuatu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yusfika Hastin Safitri

Sumber: Psikologi Kepribadian, Ahlulbait Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X