Bagi anak yang berusia 6 tahun dan di bawahnya, peristiwa traumatis dan perasaan takut akan terasa sangat membingungkan.
Orang tua harus mencoba untuk tidak menjelaskan terlalu detail dan bersikap lebih sensitif/peka sehubungan dengan cara membicarakan situasi yang terjadi di Gaza.
Umur 7 tahun dan di atasnya
Orang tua bisa memulai dengan mendengarkan dan mengajukan pertanyaan terbuka. Contohnya seperti berikut:
“Apa yang kamu dengar tentang konflik Palestina Vs Israel?”
“Apa yang kamu rasakan setelah mendengar berita itu?”
“Apa yang kamu pikirkan dan khawatirkan?”
Dengan mengajukan pertanyaan, ini akan membantu anak untuk mengekspresikan isi hati, pikiran, dan apa saja yang mereka dengar sebelum orang tua mulai menjelaskan lebih lanjut.
- Menjaga jarak
Cara selanjutnya yang dapat dilakukan ketika sedang emosi adalah dengan menjaga jarak. Orang tua bisa pergi menjauh ke kamar atau ke toilet untuk menenangkan diri.
Membiarkan berada di dekat anak ketika marah dapat membuat situasi memburuk. Orang tua berpotensi untuk kelepasan marah secara berlebihan dan dapat berakibat jelek pada anak.
Mintalah orang di sekitar untuk membantu menjaga anak, misal pasangan, orang tua, mertua, atau anggota keluarga lainnya saat kondisi emosi sedang tidak stabil.
- Validasi emosi anak
Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya:
''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Jelaskan pada anak bahwa ini fitrah Allah menciptakan kita. Ketika kita melihat saudara sesama muslim terluka, kita pun juga ikut merasa terluka. Wajar bila merasa sedih ataupun marah.