Finlandia : Kecerdasan
Di negara Finlandia peran ayah dan ibu dianggap sama rata untuk menerapkan parenting dalam mendidik anak.
Bila di Indonesia cuti untuk suami diberikan hanya sebanyak 2 hari untuk menemani istrinya melahirkan, Finlandia justru memberikan cuti selama 9 minggu dengan gaji yang tetap dibayar sebanyak 70%.
Hal ini tentunya bisa membuat suami turut andil dan menemani istrinya melahirkan dan ikut membesarkan anak mereka yang baru saja lahir agar tetap terciptanya kedekatan dengan anak.
Tak hanya itu, para orang tua menganggap bahwa setiap anak punya kecepatan belajar yang berbeda sehingga tidak menyamaratakan.
Misalnya, jika anak-anak tersebut tidak pandai matematika tetapi pandai seni, maka anak-anak tersebut tetap dianggap pintar dan cerdas.
Cara mendidik anak di Finlandia adalah dengan sering bertanya kepada mereka dan membiarkan mereka berpikir mandiri untuk mengambil keputusan dan mencari solusi.
Swedia : kemandirian dan Problem Solving
Sama seperti Jepang, Swedia mendidik anak untuk mandiri sejak dini dengan memaparkan mereka pada konflik yang mereka temui sehingga mereka tahu cara menyelesaikannya.
Mereka juga mengajak anak-anak belajar dan bermain sesuai keinginannya.
Bahkan anak-anak pun tidak dilarang untuk mencoba berbagai hal ketika mereka tertarik pada sesuatu atau membela apa yang mereka inginkan.
Baca Juga: 4 Manfaat Alquran Bagi Masa Depan Anak dengan Parenting Islami, Cerdas dan Bahagia Dunia Akhirat!
Meskipun setiap negara memiliki gaya parenting yang berbeda, tujuan utamanya adalah mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, sehat, dan sukses.
Memahami perbedaan gaya parenting dalam budaya yang berbeda dapat memberikan informasi berharga bagi orang tua di seluruh dunia.