GENMUSLIM.id- Detik-detik Piagam Jakarta secara resmi pernah menjadi konsensus nasional negara ini memang episode sejarah Indonesia yang paling membekas bagi sebagian umat Islam Indonesia.
Hal tersebut disebabkan, di dalam sejarah Indonesia peresmian Piagam Jakarta sebagai dasar negara ini memang menjadi cita-cita wakil Islam kala itu.
Sejarah Indonesia jelas memotret bagaimana alotnya dua kubu yang berbeda ideologi tersebut dalam merumuskan Piagam Jakarta sebagai konsensus nasional bagi Indonesia yang akan merdeka.
Dilansir Genmuslim dari buku Islam dan Politik, Syafii Maarif Jumat, 18 Agustus 2023 mengatakan, pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan pelantikan dan seremoni mengenai sidang yang akan digelar oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekan Indonesia (BPUPKI).
Siding pertama BPUPKI digelar pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, sedangkan siding kedua pada 10 Juli hingga 16 Juli 1945.
Pada siding pertama membahas landasan filosofis bagi ‘Indonesia Merdeka’ dan dasar negara.
Masing-masing pihak menyampaikan usulan, seperti Mr. Muhammad Yamin menyampaikan peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan peri kesejahteraan sosial.
Soepomo menyampaikan Panca Dharma yang terdiri persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.
Soekarno menyampaikan, kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan.
Wakil Islam, yakni Ki Bagus Hadikusumo keberatan dengan usulan dari tokoh nasionalis sekuler tersebut.
Ki Bagus Hadikusumo dengan lantang bahwa Islam dasar bagi Indonesia merdeka.
Karena muncul pendapat yang berseberangan dan tidak menemukan titik temu, maka dibentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari tokoh nasionalis Islam, nasionalis sekuler, dan nasionalis Kristen.
Wahid Hasyim, Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Abdoel Kahar Muzakkir wakil dari nasionalis Islam.
Seokarno, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, dan Ahmad Soebarjo wakil dari nasionalis sekuler, serta AA Maramis wakil dari nasionalis Kristen.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Bertemu Prabowo, Langkah Politik Apa yang Akan Dilakukannya? Simak Beritanya
Di dalam buku Pengaruh Pancasila Terhadap Penerapan Syariah Islam di Indonesia, Habib Rizieq Shihab menyebutkan, sidang yang berjalan begitu alot dan melelahkan, sebab wakil Islam menginginkan Islam sebagai dasar negara, di pihak Kristen dan Nasionalis Sekuler tidak menghendaki Islam sebagai dsara negara.
Setelah beberapa hari siding berjalan alot, maka pada tanggal 22 Juni 1945 disepakati ‘Piagam Jakarta’, yang oleh Muhammad Yamin disebut ‘The Djakarta Charter.’ Oleh Sukiman disebut ‘Gentleman’s Agreeman.’
Isi dari Piagam Jakarta yang terkenal pada sila pertamanya, yang berbunyi,’Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Di Sidang BPUPKI kedua pada 10 Juli hingga 16 Juli 1945, bahwa Piagam Jakarta telah disepakati oleh BPUPKI, dan disepakati pula di bagian Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Piagam Jakarta tersebut bukan sekedar hasil Sidang Kedua BPUPKI, melainkan juga sebagai Konsensus Nasional.
Piagam Jakarta yang telah disepakati, rencananya akan dibacakan pada proklamasi kemerdekaan, namun pada tanggal 18 Agustus 1945 atas desakan Muhammad Hatta, agar tujuh kata yang tertera di Piagam Jakarta yang sudah disepakati tersebut dihapus, dan diubah seperti yang dikenal sekarang.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/ genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.