Kemudian klub Italia Cagliari merekrutnya di awal musim 1998-1999.
Di klub inilah karirnya sangat cemerlang dan menjadi salah satu legenda klub, padahal dia hanya bermain dua tahun saja di sana.
Selama di Cagliari, meski klubnya harus terdegradasi di penghujung musim 1999-2000, Patrick Mboma menjadi top skor Piala Italia di tahun tersebut.
Tahun 2000 adalah masa gemilang dalam karirnya. Kesuksesannya membawa tim nasional Kamerun menjuarai Piala Afrika dan Olimpiade, mengantarkannya meraih penghargaan pribadi.
Patrick Mboma dinobatkan sebagai Pesepakbola Afrika Terbaik dan Atlet Afrika Terbaik versi BBC.
Dua penghargaan ini cukup membuat Parma kepincut untuk merekrutnya di awal musim 2000-2001.
Namun sayang, Patrick Mboma tidak mampu menampilkan performa terbaiknya di Parma. Dan dia harus rela dipinjamkan ke Sunderland di akhir tahun 2002.
Meski begitu, Patrick Mboma tetap tampil gemilang bagi negaranya di Piala Afrika 2002.
Selain membawa Kamerun menjadi juara untuk ke empat kalinya, dia juga mencatatkan rekor pribadi.
Patrick Mboma keluar sebagai top skor bersama rekan senegaranya, Salomon Olembe, dan striker Nigeria Julius Aghahowa.
Selain itu, dia juga termasuk ke dalam tim terbaik turnamen ini.
Gagal di Piala Dunia 2002, Patrick Mboma menemukan karirnya di Liga Italia sudah habis dan hijrah ke klub di Liga Libya, Al-Ittihad.
Hanya bertahan setahun dengan mencetak 12 gol, Mboma kembali ke Liga Jepang dengan bergabung bersama Tokyo Verdy.