GENMUSLIM.id – Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan pengiriman 1.000 dai-daiyah ke wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) selama Ramadan 2025.
Langkah ini bertujuan memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah.
Dilansir oleh GENMUSLIM.id dari Kemenag pada Rabu, 8 Januari 2025.
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, Ahmad Zayadi, menyatakan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan layanan keagamaan yang merata.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadan," ujar Zayadi, Selasa, 6 Januari 2025.
Baca Juga: Kesepakatan Kemenag dan Komisi VIII DPR: Biaya Haji 2025 Turun, Jemaah Bayar Rata-Rata Rp55,43 Juta
Program ini melibatkan dukungan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Filantropi Islam, Perbankan Syariah, dan Ma’had Aly. Kolaborasi tersebut bertujuan mendukung aspek operasional seperti pelatihan, transportasi, dan kebutuhan logistik selama para dai bertugas.
"Melalui program ini, kami ingin memberikan manfaat ganda, baik dalam aspek spiritual maupun penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat," jelas Zayadi.
Pelaksana Tugas (Plt) Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam, Subhan Nur, menambahkan bahwa program ini sudah berjalan sejak 2022.
Pada 2022, Kemenag mengirimkan 8 dai, yang meningkat menjadi 50 dai pada 2023 dan 500 dai pada 2024.
Untuk Ramadan 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.
Baca Juga: Ingin Menikah Tahun 2025? Simak Regulasi Terbaru Kemenag yang Harus Dipahami Calon Pengantin!
Dai-daiyah yang diberangkatkan akan mengikuti pelatihan intensif terkait metode dakwah, keterampilan komunikasi, dan adaptasi budaya.
Mereka juga dibekali pengetahuan ekonomi syariah untuk mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.