GENMUSLIM.id - Elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot berdasarkan survei terbaru versi LSI Denny JA dan Indonesian Political Opinion (IPO).
Bahkan, elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD berhasil disalip pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
LSI Denny JA mencatat periode November 2023 elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 40,3 persen, disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD 28,6 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 20,3 persen.
Berdasarkan survei LSI Denny JA, elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami peningkatan.
Baca Juga: KPU Pastikan Ijazah Gibran Rakabuming Raka Sudah Penuhi Syarat untuk Daftar Pemilu Presiden 2024
Sementara Ganjar-Mahfud memiliki elektabilitas 36,9 persen pada September lalu, kini elektabilitasnya terjun bebas menjadi 28,6 persen.
Hasil survei yang digelar IPO pada November 2023 juga memperlihatkan pasangan Prabowo-Gibran berada di posisi puncak dengan elektabilitas 36,2 persen.
Sementara elektabilitas personal Anies dengan Muhaimin Iskandar menjadi 34,1 persen. Di sisi lain, personal Ganjar dengan Mahfud menjadi 27,1 persen.
Setidaknya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot dan terjun bebas.
Dikutip dari Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan setidaknya ada dua faktor menonjol yang mempengaruhi turunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Pertama, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi yang masih cukup tinggi atau hampir menyentuh angka 50 persen.
Di tengah tingginya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi, justru capres Ganjar kerap melontarkan kritik terhadap pemerintahan presiden Jokowi tersebut.
Ganjar bahkan memberi nilai 5 terhadap kinerja penegakan hukum di masa pemerintahan Jokowi.
"Ganjar justru melakukan kritik-kritik yang menurut saya kontra-produktif jika dibandingkan dengan loyalis atau pemilih-pemilih Ganjar yg sebetulnya sebagian besar adalah loyalisnya Jokowi," kata Dedi.
"Jadi peperangan opini semacam itu saya kira memungkinkan pemilih Ganjar Pranowo kemudian lebih memilih Jokowinya dan itu sudah dipastikan bergerak ke Prabowo Subianto," sambungnya.
Berdasarkan survei, pasangan Ganjar-Mahfud sebenarnya masih menduduki posisi puncak, namun tak lagi dominan.
"Tetap yang tertinggi tetapi tidak dominan, bahkan tidak menyentuh angka 60 persen di Jateng, ini menunjukkan bahwa masalah di internal juga, PDIP tidak solid ke Ganjar Pranowo," ujar Dedi.
"Saya rasa dua hal itu yang memungkinkan menjadi faktor kenapa Ganjar menurun dalam periode sejak Juni sampai November," lanjutnya.
Dedi berpendapat Ganjar harus mengubah pola komunikasi politiknya dan tidak menyerang ataupun mengkritik pemerintah.
Terlebih Mahfud MD yang menjadi pasangannya, saat ini juga masih tergabung dalam pemerintahan selaku Menko Polhukam.
Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi juga mengungkap turunnya elektabilitas Ganjar-Mahfud dalam survei tak lepas dari berbagai pernyataan yang disampaikan ke publik.
Baca Juga: Kisah Cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto di Tengah Kerusuhan 98, Saling Melajang Hingga Kini
Terutama, terkait kritikan terhadap pemerintah. Sebab, tak bisa dipungkiri PDIP masih merupakan bagian dari pemerintah.
"Kecuali PDIP mengatakan berpisah dengan Jokowi atau Jokowi mengatakan keluar dari PDIP, selama mereka masih bagian dari PDIP orang akan melihat ini kritik terhadap diri sendiri yang sebenarnya membuka apa yang mereka lakukan," tutur Asrinaldi.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM MENYAPA", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/Gj3J3Md9EoGBu8HvPgXXEZ, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.