nasional

Sejarah Perjuangan Pahlawan Pulau Rempang, Mempertahankan Tanah Air dari Penjajah, Simak Ulasannya disini!

Selasa, 19 September 2023 | 17:50 WIB
Ilustrasi Perjuangan Pahlawan Pulau Rempang mempertahankan Tanah Air Kelahirannya. ((GENMUSLIM.id/ dok: Istimewa))

Genmuslim.id Sejarah tentang perjuangan pahlawan adalah hal yang sangat berguna untuk diketahui setiap orang di masa kini.

Sejarah perjuangan pahlawan akan memberitahukan kepada masyarakat terkait bagaimana dahulu tanah air ini diperjuangkan agar tidak jatuh di tangan penjajah.

Begitu pula terkait sejarah perjuangan pahlawan Islam, yang juga berasal dari para Sultan, yang berasal dari Pulau Rempang.

Berkenaan dengan polemik yang sedang terjadi kini, setiap orang perlu tau akan sejarah para pahlawan Islam dari Pulau Rempang, yang memperjuangkan ketahanan tanah air dari tangan penjajah.

Baca Juga: Jadi Sorotan, Begini Penjelasan Tentang Kasus Pulau Rempang dan Kepres Nomor 41 Tahun 1973

Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber pada Selasa 19 September 2023, berikut ini ulasan mengenai sejarah perjuangan pahlawan yang mempertahankan Tanah Air, di Pulau Rempang, Riau.

Masyarakat Melayu sudah tinggal dan meneruskan keturunan di Pulau Rempang. 

Termasuk juga disini, Pulau Galang dan Bulang, sejak lebih dari 300 tahun lalu. 

Masyarakat Melayu ini sudah tinggal menetap serta menjaga nilai dan tradisi nenek moyang hingga hari ini.

Berdasarkan kitab Tuhfat An-Nafis karya pahlawan nasional Raja Ali Haji yang ditulis dengan Bahasa Melayu Arab pada tahun 1885, dan diterbitkan pertama kali pada 1890, menjelaskan bebebrapa hal.

Baca Juga: Kisruh Pulau Rempang, Tokoh Melayu Riau: Pemerintah Tutup Fasilitas Kesehatan dan Beberapa Sekolah! Benarkah?

Pertama, buku tersebut menjelaskan bahwa penduduk Pulau Rempang, Galang, dan Bulang adalah keturunan dari Prajurit pejuang Pertahanan Tanah Air Pulau Rempang.

Kedua, buku tersebut juga menjelaskan bahwa para masyarakat Melayu Riau mendiami pulau-pulau tersebut sejak tahun 1720, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah I.

Buku tersebut juga memberikan penjelasan bahwa pada masa perang Riau I (1782-1784) melawan Belanda, penduduk pribumi menjadi prajurit Raja Haji Fisabilillah, kakek Raja Ali Haji.

Halaman:

Tags

Terkini