nasional

Menag Yaqut Qoumas: Jangan Pilih Pemimpin yang Gunakan Agama sebagai Alat Politik, Siapa yang Dimaksud?

Senin, 4 September 2023 | 17:50 WIB
Menang Yaqut Qoumas menghimbau agar jangan memilih pemimpin yang menggunakan agama (GENMUSLIM.di/ dok: Instagram/@gusyaqut)

GENMUSLIM.id – Riuh pemilu dan Pilpres 2024 mendatang sudah terasa saat ini, Menag Yaqut Qoumas menghimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai jualan politiknya.

Menurut Yaqut Qoumas selaku Menag juga mengatakan bahwa agama harus melindungi kepentingan seluruh warga apapun agamanya.

Dikutip Genmuslim.id dari kemenag.go.id Senin, 4 September 2023 bahwa menjelang Pilpres 2024 ini, Yaqut Qoumas tak lupa untuk memilih calon presiden di Pilpres 2024 agar betul-betul melihat rekam jejaknya.

"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden, kita, lihat betul rekam jejaknya," serunya.

Baca Juga: Kabar Pilpres 2024: Anies Deklarasi dengan Cak Imin, Ketum PBNU kata Jangan Bawa NU! Ada Apa? Cek Info nya

Tidak hanya itu Menang juga menyerukan agar jangan memilih calon presiden yang punya rekam jejak membelah umat di Pilpres 2024 mendatang.

“Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah-belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih,” ujar Menag Yaqut Qoumas di Garut, Minggu 3 Agustus 2023.

Lebih lanjut, Ia juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan.

"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," tegasnya.

Baca Juga: Seputar Berita Pilpres 2024 : Inilah Sosok Wanita Dibalik Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar

Kemudian, Menag juga memberi petuah agar agama sejatinya untuk menebar kebaikan bagi seluruh manusia.

"Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat, masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menyebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok," kata Menag.

Terakhir, Menag menekankan bahwa beda-beda pilihan itu biasa tetapi apapun itu tetap tenang agar tidak terjadi perpecahan.

"Yaitu bagaimana umat ini bisa tetap tenang, tetap teduh, tetap damai meskipun berbeda-beda dalam pilihannya” sambungnya. ***

Halaman:

Tags

Terkini