Update Skandal Perundungan Peserta PPDS: Menkes Budi Klaim Banyak Senior yang Mengajar, Bukan Dosen

Photo Author
- Rabu, 30 April 2025 | 21:07 WIB
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin  (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @bgsadikin)
Potret Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @bgsadikin)

GENMUSLIM.id - Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyoroti maraknya kasus perundungan pada program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Indonesia.

Sebelumnya, terjadi kasus dugaan perundungan dan pemerasan terhadap mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) UNDIP, dr Aulia Risma.

Aulia merupakan dokter RSUD Kardinah Tegal yang juga merupakan mahasiswi yang diduga bunuh diri lantaran tidak tahan pada perundungan di PPDS UNDIP, pada 12 Agustus 2024 lalu.

Terkait hal itu, Budi mengklaim, perundungan yang kerap terjadi di dunia PPDS karena yang mengajar para peserta adalah seniornya, bukan guru atau dosen secara langsung.

Baca Juga: Pengakuan Tersangka Dokter PPDS UI yang Diduga Rekam Mahasiswi Mandi: Khilaf, Ada Lubang Angin di Kosan Korban

Hal tersebut dituturkan Budi saat melakukan rapat kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR RI, di Kompleks Parlemen Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025.

Budi menjelaskan, terkait program PPDS berbasis rumah sakit (hospital based), sebenarnya dapat dipantau perkembangan belajar residen dokter spesialis untuk menentukan lulus atau tidak para peserta PPDS.

"Dulu, lulus nggak lulus, susah kalau dokter spesialis, nggak lulus kenapa? nanti itu bisa kita lihat, dia (peserta PPDS) melakukan operasi usus buntu, bener nggak operasinya," tutur Budi.

"Berhasil atau enggak, kalau dia dari 10 berhasil 10, kalau dia nggak lulus itu akan kelihatan karena semuanya melalui sistem," tambahnya.

Baca Juga: Kronologi Skandal Dokter PPDS UI Intip Mahasiswi Mandi: Sempat Panjat Plafon, Rekam Korban Lewat Lubang Angin

Kemudian, Budi menyebut sistem yang dimaksud itu terkait pembelajaran dokter spesialis akan transparan dan tidak bisa diintimidasi oleh senior.

"Jadi nggak bisa suka atau tidak suka dari senior," tegasnya.

Budi menyebut, maraknya kasus perundungan itu lantaran yang mengajar itu adalah senior dari peserta PPDS itu sendiri.

Menkes RI itu menjelaskan, guru atau dosen yang seharusnya mengajar dokter spesialis itu kerap disibukkan dengan jadwal praktek.

"Kenapa bullying terjadi, karena senior yang menentukan, yang mengajar sekarang di PPDS sekarang bukan gurunya, gurunya sibuk," terang Budi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Youtube DPR RI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X