Buntut Kasus Dokter Cabul, Menkes Budi Gunadi Kini Wajibkan Rekrutmen PPDS Pakai Tes Psikologi

Photo Author
- Selasa, 22 April 2025 | 20:01 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @bgsadikin)
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @bgsadikin)

GENMUSLIM.id - Sedang ramai mendapatkan sorotan di media sosial (medsos), terkait kasus-kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum calon dokter di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Sebelumnya diketahui, kasus pelecehan yang melibatkan calon dokter spesialis itu salah satunya yakni skandal pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh residen anestesi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Priguna Anugerah Pratama (PAP).

Dalam kasus berbeda, Polres Metro Jakarta Pusat (Polres Jakpus) juga sempat menangkap peserta PPDS di Universitas Indonesia (UI) yang diduga merekam seorang mahasiswi sedang mandi.

Terkait hal itu, Menteri Kesehatan RI (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menanggapi pelanggaran etik dan disiplin oleh tenaga medis, khususnya calon dokter spesialis.

Baca Juga: Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, Datangi TKP Pemerkosaan Keluarga Pasien oleh Oknum Dokter PPDS RSHS Bandung

Budi mengaku sangat menyesalkan kejadian tak etis itu terjadi di dunia kedokteran.

"Kami menyesalkan sekali, kejadian-kejadian yang berdampak, bukan hanya bagi peserta didik, tapi bagi masyarakat semua," ungkap Budi saat konferensi pers secara daring, pada Senin, 21 April 2025.

"Untuk itu, kami merasa harus ada perbaikan yang serius, sistematis, dan konkret bagi pendidikan program dokter spesialis ini," sambungnya.

Budi kemudian mengklaim, pihaknya akan mewajibkan para peserta PPDS untuk melakukan tes psikologis terlebih dahulu.

Baca Juga: Kementerian PPPA Ingin Hukuman Maksimal pada Oknum Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama: Jadi Ada Efek Jera!

Menkes RI itu menilai, hal tersebut agar dapat mengetahui kondisi kejiwaan dan kesiapan peserta PPDS untuk melakukan pendidikan dan melayani masyarakat.

"Saya minta transparansi rekrutmen ini dilakukan dengan baik. Jadi tidak ada lagi preferensi khusus kita salah pilih," terang Budi.

"PPDS di rumah sakit tidak dilakukan langsung oleh konsulen, tapi dilakukan oleh senior, sehingga ini tidak memberikan kualitas yang kita inginkan," pungkasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Kementerian Kesehatan RI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X