Ajang MTQ tidak hanya melahirkan talenta-talenta baru di bidang tilawah, tahfizh, dan tafsir, tetapi juga mendorong berdirinya berbagai lembaga dan pusat pembinaan Al Qur'an di seluruh Indonesia.
3. Peran Strategis LPTQ
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) memainkan peran penting dalam menggerakkan dan mendinamisasi syiar Al Qur'an di berbagai level.
Kolaborasi antara Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, serta elemen masyarakat keagamaan menjadikan LPTQ sebagai garda terdepan dalam pembinaan Al Qur'an di Indonesia.
Prof. Tholabi juga menyoroti upaya LPTQ dalam memodernisasi penyelenggaraan MTQ. Inovasi melalui digitalisasi telah meningkatkan kualitas kompetisi, menjadikan proses seleksi lebih transparan, dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap integritas ajang ini.
"Modernisasi MTQ melalui teknologi digital tidak hanya meningkatkan mutu penyelenggaraan, tetapi juga menciptakan sistem yang kredibel dan menghasilkan peserta yang kompetitif," tambahnya.
Kesuksesan MTQ Internasional tidak hanya berdampak pada prestasi individu, tetapi juga membawa pengaruh positif bagi masyarakat luas.
MTQ telah menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qur'an, memperkuat karakter keagamaan, dan mendorong munculnya komunitas-komunitas pembinaan Al Qur'an di berbagai daerah.
"MTQ tidak sekadar ajang lomba. Ini adalah gerakan budaya yang menginspirasi lahirnya generasi muda yang cinta Al Qur'an dan berkomitmen mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari," pungkas Tholabi.
Prestasi Indonesia sebagai juara umum MTQ Internasional IV di Jakarta tahun ini menjadi bukti nyata dari sistem pembinaan Al Qur'an yang solid dan berkelanjutan.
Dukungan pemerintah, peran strategis LPTQ, serta tradisi kompetisi yang kuat telah menciptakan ekosistem yang mendukung lahirnya qari dan hafiz berkualitas dunia.
Dengan pencapaian ini, Indonesia semakin kokoh sebagai pusat pengembangan Al Qur'an di kancah internasional.***
