GENMUSLIM.id - Sangat menyayat hati, akhir-akhir ini marak terjadi pencabulan terhadap santriwati oleh oknum pondok pesantren.
Seolah belum sembuh dari luka pemberitaan pernikahan paksa tanpa pemberitahuan kepada orang tua bulan lalu, sekarang terus terjadi hal yang hampir sama.
Pondok pesantren yang seyogyanya menjadi tempat menimba ilmu syariat dan menjadi benteng dari perkara kemungkaran, kini marak menjadi sarang kejahatan seksual dengan rata-rata dalih doktrin patrialisme dari sejumlah oknum.
Dilansir GENMUSLIM dari Instagram @undercover.id, Minggu 29 September 2024, Warga mendatangi salah satu pondok pesantren di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Trenggalek untuk menuntut pertanggungjawaban atas kasus santriwati yang hamil hingga melahirkan.
Massa mencari keberadaan pimpinan pesantren. Kedatangan warga bersama korban dan bayinya dilakukan secara bertahap.
Mereka tiba di depan pesantren dengan mengendarai sepeda motor dan mobil pickup.
Massa sempat berteriak-teriak meminta pimpinan pondok pesantren keluar dan memenuhi keluarga korban.
Namun, karena tak kunjung muncul, sebagian menyisir kawasan pondok untuk mencari pengasuh. Upaya tersebut gagal karena yang bersangkutan tidak ditemukan.
Salah satu warga Yaidi, mengatakan kedatangan warga bersama keluarga korban tersebut sengaja dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban pimpinan pesantren, terkait kasus salah satu santriwati yang hamil hingga melahirkan bayi.
"Kami meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin pondok, ketika ada santri yang masih aktif di pondok tersebut hamil," Ujar Yaidi.
Warga mengaku geram atas sikap keluarga pesantren yang acuh terhadap kasus asusila tersebut. Terlebih terduga pelaku merupakan pimpinan pesantren itu sendiri.
Sementara itu orang tua korban, berinisial WT mengaku tidak terima atas perbuatan pelaku yang telah menghamili anaknya hingga melahirkan.