“Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina pada 15 November 1988,” ungkap Buya Amirsyah.
Kemudian, Sekjen MUI Pusat tersebut menyebutkan pada awal Mei 2024 sebanyak 143 negara dari 193 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah setuju jika Palestina bergabung dalam PBB.
“Sesuatu yang hanya bisa diakui sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, yakni Palestina,” ujar Buya Amirsyah.
Meski sebagai besar negara di dunia mendukung kemerdekaan Palestina, tetapi faktanya genosida yang dilakukan Israel masih berlangsung.
Hingga saat ini, lebih dari 40.900 warga Palestina meninggal dunia. “Kebanyakan perempuan dan anak-anak,” kata Buya Amirsyah.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu Menegaskan Israel tidak Akan Menarik Pasukan, Hamas: Menganggu Proses Perdamaian
Oleh sebab itu, Buya Amirsyah mengajak masyarakat Indonesia agar tidak bosan berdoa dan berikhtiar demi mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Pada kesempatan ini, Buya Amirsyah mengapresiasi langkah Ponpes Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara yang memiliki program bantuan pangan 1000 ton ubi untuk warga Palestina.
Program ini diluncurkan sesaat setelah upacara dukung kemerdekaan Palestina.
“Dukungan 1000 ton ubi, insyaallah kita kawal bersama Panglima TNI. Bersama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan bersama Kementerian Luar Negeri,” ungkap Buya Amirsyah.
Buya berjanji program kemanusiaan ini akan disosialisasikan kepada pesantren lainnya.
“Perlu kita sosialisasikan kepada 40 ribu saya kira lebih pondok pesantren di Indonesia,” kata Buya Amirsyah.
Upacara dukungan kemerdekaan Palestina dirangkai dengan penyerahan bendera merah putih dan bendera Palestina serta beduk emas oleh Buya Amirsyah Tambunan, KH Bachtiar Nasir kepada Syaikh Hasan Ali dari Kedubes Palestina.
Selain itu, diluncurkan Relawan Pangan Indonesia, Relawan Kesehatan Thibun Nabawi Indonesia Palestina dan Kapal Kemanusian Indonesia Palestina bekerja sama dengan Global Moeslem Charity (GMC). ***