Sempat digadang-gadang mengajukan diri menjadi calon presiden pada Pilpres 2019, beliau memutuskan tidak maju dan tetap kukuh memegang jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Nama Anies Baswedan menjadi salah satu kandidat kuat calon Presiden Republik Indonesia setelah didukung oleh Partai NasDem di Pilpres 2024.
Oleh partai tersebut, Anies Baswedan diberikan kebebasan memilih wakilnya, dimana beliau memilih Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Meski terlihat memiliki pendukung yang banyak di seluruh Indonesia, namun dalam penghitungan suara akhir, pasangan Anies-Cak Imin hanya mendapat 24,95% suara.
Sempat mengajukan permohonan agar Mahkamah Konstitusi membatalkan hasil Pilpres 2024, tapi permohonan ini ditolak oleh MK.
Nama Anies Baswedan menjadi pilihan utama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilkada Jakarta 2024 dan elektabilitasnya berada di urutan pertama sebesar 29,8% daripada calon gubernur lainnya.
Namun di bulan Agustus 2024, PKS menilai pencalonan Anies Baswedan sulit untuk dilanjutkan dan PKS bergabung ke Koalisi Indonesia Maju dengan mendukung Ridwan Kamil.
Lalu Anies Baswedan terlihat menyambangi kantor DPP PDIP dan sempat berhembus kabar bahwa partai berlambang kepala banteng itu akan mengusungnya dengan Rano Karno sebagai cawagub.
Baca Juga: Heboh! Voice Note Anies Baswedan ke PKS Mengenai Pilkada Jakarta 2024 Tersebar Luas ke Publik
Tapi dua hari kemudian, PDIP justru memutuskan mengusung Pramono Anung berpasangan dengan Rano Karno yang memutus spekulasi Anies maju sebagai cagub dari PDIP.
Lalu sempat muncul kabar Anies Baswedan akan maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jabar dengan Ono Surono sebagai wakilnya dari PDIP.
Namun kabar ini dibantah oleh jubir Anies, Sahrin Hamid, dimana akhirnya PDIP mengusung pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja di Pilgub Jabar 2024.
Berjanji tetap akan berkarya dan berbakti untuk bangsa Indonesia, Anies Baswedan selalu siap membuat gebrakan baru bagi kemajuan politik demokrasi di Indonesia. ***