GENMUSLIM.id - Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy menyinggung terkait dimasukannya korban judi Online ke dalam data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar menerima bantuan sosial (Bansos).
Itu artinya, ada peluang dimasa depan dimana aka nada alokasi bansos untuk korban judi online.
“Langkah tersebut sangat tidak tepat, seharusnya yang layak mendapat Bansos tersebut adalah guru, terutama guru yang berstatus honorer,” kata Muhammad Anwar, Peneliti IDEAS, kepada GENMUSLIM, Sabtu, 15 Juni 2024.
Baca Juga: Nikita Willy Hadirkan Guru Ngaji dari Arab untuk Baby Issa, Siapa Namanya? Yuk, Simak Disini
Anwar beralasan bahwa berdasarkan temuan survei IDEAS dan GREAT Edunesia, masih banyak guru yang tidak pernah mendapatkan Bansos.
“Survei kami pada bulan Mei lalu menunjukan sebanyak 63,2 persen guru mengaku tidak pernah mendapatkan Bansos dalam bentuk apapun baik dari Pemerintah Pusat, Daerah maupun lembaga sosial,” ujar Anwar
Anwar menambahkan, bahwa hanya 36,7 persen saja guru yang pernah mendapatkan Bansos. Itupun tidak semuanya berasal dari Pemerintah.
“ 35,5 persen Bansos berasal dari Pemerintah Pusat dan 33,7 persen berasal dari Pemerintah Daerah. Selebihnya Bansos yang didapatkan guru berasal dari Lembaga Amil Zakat (14,2 persen), Baznas (10,1 persen), Masjid (4,7 persen), dan lembaga lain (0,5 persen),” ungkap Anwar.
Guru; khususnya terutama guru honorer, lebih layak untuk mendapatkan Bansos daripada korban judi Online.
Dari survei yang dilakukannya terlihat tekad mengajar yang kuat dari para pahlawan tanpa jasa ini.
“Walaupun dalam kondisi kondisi kesejahteraan guru yang rendah, kami melihat tekad guru Indonesia sangat membanggakan ini terbaca dari 93,5 persen guru berkeinginan untuk tetap mengabdi dan memberikan ilmu sebagai guru hingga masa pensiun,” ujar Anwar.
Sangatlah ironis bila pemerintah lebih memperhatikan nasib korban judi Online yang notabenenya karena ulah mereka sendiri daripada guru mengingat penghasilan guru jauh dari kata layak.