GENMUSLIM.id - Banjir bandang Gunung Marapi menerjang Kabupaten Agama, Sumatera Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024 sekitar pukul 21.00 WIB.
Banjir bandang Gunung Marapi ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah mencakup fasilitas umum dan rumah warga.
Namun, ada pemandangan yang menarik di tengah bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Agam yaitu kokohnya sebuah bangunan masjid yang berdiri di tengah-tengah wilayah terdampak banjir.
Masjid An-Nur ini terletak di Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, yang merupakan salah satu titik yang mengalami dampak terparah dari banjir bandang yang terjadi.
Di belakang masjid, terdapat sebuah sungai yang merupakan mengalirkan lahar dingin yang berasal dari gunung marapi menuju ke bawah.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan dari Sopir Bus Maut, Ternyata Ini Penyebab Kecelakaan Bus di Ciater Subang!
Aliran lahar dingin ini terus mengalir beberapa bulan terakhir pasca erupsi gunung Marapi.
Puncaknya yaitu terjadinya banjir bandang pada sabtu malam dimana lahar dingin tersebut membawa material-material vulkanik berupa batu-batu besar yang menghancurkan rumah-rumah warga.
Dilansir GENMUSLIM dari akun instagram @abdurrahman__313, memperlihatkan bangunan masjid berdiri kokoh di tengah material berat yang dibawa oleh banjir bandang.
“Subhanallah, Alhamdulillah, Allahualkbar.. Batu-batu dari Gunung Marapi diiringi dengan lahar dingin mengalir ke sungai dan meluap di Bukik Batabuah, Kec. Candung, Kab. Agam, Sumatera Barat, seketika membelah dua ditengahi oleh surau kasiak yang merupakan surau aktif di kampung simpang bukik..” keterangan yang ada dalam video tersebut.
Baca Juga: Semeru, Gunung dengan Jumlah Erupsi Terbanyak Sepanjang 2024 Kembali Erupsi, Ini Peringatan PVMBG!
Pada saat kejadian, beberapa korban yang selamat masih berada di dalam masjid. Saat terjadi banjir, beberapa orang memutuskan untuk keluar dari masjid dan terseret arus banjir.
Pemerintah Kabupaten Agam resmi menetapkan status tanggap darurat banjir bandang lahar dingin selama 14 hari ke depan.
Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten di kaki gunung Marapi dan Singgalang yang dilanda banjir bandang.
