Anies Baswedan menyayangkan potensi umroh yang besar tidak dimanfaatkan oleh pemerintah untuk berinvestasi.
"Ibu saja udah punya hotel, masa negara enggak punya tempat. Swasta saja punya masa negara gak punya," kata dia.
Anies Baswedan mengatakan bahwa petinggi Arab Saudi sudah siap dan berkomitmen untuk membantu, dan komitmen itu akan dijalankan.
Akan tetapi, jika Indonesia sendiri tidak berkomitmen untuk mengatasi masalah mafia haji dan umroh, pihak Petinggi Arab Saudi pun tidak bisa membantu.
"Kalau kata beliau, dari sisi anda mau membereskan total kami siap untuk membantu membereskan ini semua. Dan itu dikatakan sangat terbuka. Saya tahu persis kalau di sana mengatakan akan membereskan, diberesin benar," ucap Anies Baswedan secara tegas.
Anies Baswedan mengungkapkan alasan mengapa hal ini tidak dilakukan sejak lama oleh Petinggi Arab Saudi, karena mereka enggan memasuki wilayah yang menjadi pekerjaan Indonesia.
"Mereka bilang, kami mau melakukan. Tapi kami tidak mau masuk ke dalam wilayah yang menjadi wilayah Indonesia. Tapi kalau dari sisi Indonesianya mau membereskan, kami akan bantu membereskan," kata dia.
Untuk lebih mudah dipahami, Anies Baswedan memberikan contoh perumpamaan, kalau petinggi Arab Saudi ini sudah mengetahui tentang mafia ini, perihal siapa, di mana, kapan mafia-mafia ini eksis.
Anies Baswedan kemudian mengingatkan bahwa sistem Haji dan Umroh ini harus dibenarkan, dengan alasan yang mulia dan valuable.
Perihal Haji dan Umroh ini bukan sekedar menyediakan jasa bisnis touris tapi sebagai ikhtiar membantu melayani tamu Allah.
"Ini harus dikembalikan, seperti yang saya sampaikan di awal kita ini mengelola tamu Allah, bukan sekedar bisnis tourism seperti turis yang lain. Nanti kita coba kembalikan," katanya.
Sebagai jawaban dan solusi yang ditawarkan, Anies Baswedan mencetuskan gagasan untuk membuat kampung haji Indonesia di Arab Saudi.
Setidaknya beberapa capaian dapat diraih dengan pembangunan Kampung Haji.
