Faktor ini terbagi menjadi dua, ada faktor lingkungan dan faktor maternal.
Faktor lingkungan berasal dari lingkungan tempat tinggal sebagai akibat dari perawatan yang buruk, aktivitas dan pasokan air yang buruk, akses dan ketersediaan makanan yang buruk, dan alokasi yang tidak adil dari rumah tangga yang tidak sesuai dan pengasuh yang kurang pendidikan.
Faktor maternal sendiri kurangnya nutrisi selama kehamilan dan masa menyusui, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi, kehamilan usia remaja, kesehatan mental, jarak kehamilan yang pendek, dan sampai dengan hipertensi.
2. Ketidakcukupan Kelengkapan Pangan
Salah satu penyebab stunting adalah kualitas makanan yang buruk, termasuk makanan dan minuman yang terkontaminasi, tingkat kebersihan yang rendah, dan persediaan yang tidak aman.
3. Asi Eksklusif
Bayi yang diberikan ASI eksklusif, hanya diberikan ASI saja tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, the, dll. Pemberian ASI eksklusif ini disarankan untuk minimal enam bulan.
4. Infeksi
Seringnya anak terserang infeksi juga akan mempengaruhi pola pertumbuhannya.
Penurunan nafsu makan disebabkan oleh inflasi dan jika berlangsung secara terus menerus, akan mengganggu pertumbuhan linier pada anak-anak.
Dalam debat Capres ini, kita akan melihat perubahan dan perselisihan yang sedang berlangsung mengenai strategi penanganan stunting di Indonesia.
Terlepas dari perspektif mereka yang berbeda, tampaknya ada potensi untuk menyatukan ide-ide yang bersifat komplementer untuk mencapai tujuan bersama dalam menangani masalah kesehatan ibu hamil dan anak-anak di Indonesia.
Baca Juga: Tips Parenting: Cara Mencegah Stunting pada Anak, Lakukan ini untuk Tingkatkan Pertumbuhan Si Kecil
Sumber artikel: you tube Mata Najwa debat capres ke 5 dan jurnal skripsi Hubungan Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gedangsari III Gunung Kidul.***
