Perintah ini tidak berarti bahwa Allah membutuhkan ungkapan syukur dari manusia. Tanpa manusia bersyukur kepada-Nya, Allah SWT tetaplah Tuhan yang Maha Kaya, Terpuji dan Berkuasa atas seluruh alam ini.
Perintah syukur itu sesungguhnya untuk kepentingan dan kebaikan manusia sendiri sebab Allah akan menambah nikmat-Nya kepada manusia apabila manusia bersyukur kepada-Nya sebagaimana ditegaskan dalam surat Ibrahim, ayat 7:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لاَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Jika kita ingkar atas nikmat-nimat-Nya, maka Allah SWT akan memberikan adzab yang pedih atau sanksi yang berat.
Adzab dari Allah SWT bisa berupa siksaan di neraka kelak.
Bisa juga berupa guncangan mental yang membuat hidup di dunia ini tidak tenang.
Tentunya dapat kita saksikan dan rasakan bagaimana orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah SWT.
Mereka mudah merasa iri atas nikmat yang diterima orang lain.
Mengeluh dan merasa tak puas dengan apa yang telah ada seringkali menghinggapi mereka.
Hal seperti ini sudah pasti membuat mereka hidup dalam ketidak tenteraman.
Akibat selanjutnya mereka bisa mengalami stres berkepanjangan.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru, Singkat, dan Padat dengan Tema 4 Cara Meraih Kebahagiaan Hidup
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT sesungguhnya tidak cukup kalau hanya mengucapkan “alhamdulillah” saja sebab setidaknya ada tiga cara mengungkapkannya sebagai berikut: