GENMUSLIM.id- Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri mengungkapkan musibah yang paling berat bagi wanita adalah saat kehilangan pasangan karena kematian.
Semua yang Allah SWT berikan pada manusia pasti ada time limitnya, sebagaimana disampaikan oleh Rasullullah SAW ketika waktunya sudah selesai dan harus berpisah maka bersabarlah.
Sebagaimana dilansir GENMUSLIM dari Youtube Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri pada Rabu, 13 November 2024, bahwa setinggi apapun ilmu laki-laki tidak akan bisa mengerti perasaan wanita di titik kehilangan ataupun merasakan bagaimana wanita melahirkan, sebab hal ini adalah momen spesialis wanita dan tidak mudah untuk dilalui.
Kehilangan sosok pasangan yang di mata istrinya merupakan figur pasangan yang baik, shaleh dan berkualitas, merupakan suatu musibah yang berat.
Sebagaimana sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW yang ketika ditanyakan kepada Aisyah tentang kesehariannya, maka jawabannya adalah “Akhlak Nabi Muhammad SAW yaitu Al Quran”ini merupakan kalimat sederhana karena yang memuji istri sendiri.
Sulit berbuat baik pada istri, sebaik baik laki-laki adalah yang paling baik pada istrinya, kenyataannya ini merupakan sesuatu yang sulit bagi suami.
Belum tentu orang yang baik di luar baik juga di hadapan istri, laki-laki yang spesial konsekwensinya ketika wafat daya ledaknya besar dalam diri wanita sebab hal ini akan sulit, berat dan menyakitkan
Semakin baik suami, semakin menyakitkan yang dirasakan istrinya ketika dia wafat, semakin jahat semakin tidak terasa sakit istrinya.
Inilah juga ujian yang harus dijalani istri-istri Rasulullah SAW, kecuali Khadijah yang tidak mengalami.
Musibah ini dalam sejarah Islam juga dirasakan para istri Nabi Muhammad SAW walaupun banyak orang melupakan kehebatan istri-istri Rasulullah.
Ditinggal Rasulullah SAW sangat berat, suami yang hebat menjalankan kepemimpinan dalam keluarga, wanita di surga saya yang akan melamarmu" ini bukti seorang wanita tak ingin kehilangan pemimpinya.
Dalam perang Uhud ada isu Nabi Muhammad wafat, lalu saat mendengar berita itu maka semua kebingungan, itulah salah satu bentuk rasa kehilangan umat pada pemimpinnya.
Kota Madinah tak pernah sepekat saat Nabi Munammad wafat, ini merupakan musibah terbesar umat.