Namun, begitu juga seorang istri, meskipun ia tidak terlibat langsung dalam mencari nafkah, perannya sangat vital dalam mendidik anak-anak, menjaga keharmonisan rumah tangga, dan mendukung suaminya dalam setiap langkah hidupnya.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam memperlakukan istrinya." (HR. Ibnu Majah).
Dengan kata lain, kualitas seorang suami dapat dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istri-istrinya.
Jika seorang suami memperlakukan istrinya dengan baik, memenuhi hak-haknya, dan menjaga kebahagiaannya, maka seorang istri akan merasa dihargai dan dicintai, yang pada gilirannya akan mendoakan kebaikan bagi suaminya.
Istri yang bahagia adalah sumber kebahagiaan dalam keluarga. Ia mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang, dan didikan yang diberikan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya akan membentuk karakter mereka.
Ketika anak-anak tumbuh dewasa dan menjadi anak yang saleh, doa-doa mereka untuk orang tuanya akan menjadi sebab bagi syafaat suami dan istri di akhirat.
Inilah yang dimaksud dengan seorang istri menjadi sebab syafaat bagi suaminya.
Nafkah yang Adil dan Kewajiban Suami
Dalam kehidupan rumah tangga, seorang suami memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah yang cukup kepada istrinya.
Nafkah ini tidak hanya sebatas kebutuhan pokok seperti makanan dan tempat tinggal, tetapi juga mencakup kebutuhan lain yang wajar, seperti uang pegangan untuk istri.
Terkadang, ada suami yang merasa sudah cukup memenuhi kewajiban dengan memberikan nafkah bulanan, namun enggan memberikan uang lebih kepada istri untuk keperluan pribadi atau kebutuhan lainnya.
Padahal, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada istri dengan memberikan nafkah yang cukup.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku." (HR. Tirmidzi).