GENMUSLIM.id - Islam mengajarkan toleransi dengan segala keharmonisannya. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Buya Yahya.
Islam memang sangat melarang khurafat (berbuat tidak sesuai syariat) seperti membuat sesajen dalam kesempatan atau aktivitas tertentu.
Hal ini sejalan secara spesifik disebutkan dalam kitab sirojul arifin sebagai berikut:
اما وضع الطعام والأزهار فى الطرق اوالمزارع اوالبيوت لروح الميت وغيره فى الأيام المعتادة كيوم العيد ويوم الجمعة وغيرهما كل ذلك من الأمور المحرمة ومن عادة الجاهلية ومن عمل أهل الشرك .
“Adapun meletakkan makanan dan aneka ragam kembang di jalanan, sawah, atau rumah untuk roh mayit atau yang lain pada hari-hari yang sudah menjadi kebiasaan, seperti hari raya, hari Jum’at dan selainnya, maka semua itu adalah diharamkan dan termasuk tradisi jahiliyah dan perbuatan ahli syirik”.
Selain keharaman sesajen itu sendiri ada juga larangan untuk melakukan sesuatu yang berlebihan karena termasuk perbuatan mubazir yang sangat dilarang oleh agama islam.
Baca Juga: Hati-Hati! Buya Yahya Peringatkan Mengenai Adab yang Harus Diperhatikan Saat Diundang ke Hajatan
Hal Ini sesuai dengan surah al A’raf ayat 26-27
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا نَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا
Artinya: "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS Al-Isra: 26-27).
Lantas bagaimana jika kita memakan sesajen yang dibuat untuk menghindari mubazir?
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube @buyayahyaofficial 30 September 2024, Buya Yahya menerangkan bahwa sebaiknya kita jangan merusak sesajen atau persembahan saudara kita yang berbeda agama.
“Janganlah kita merusak persembahan saudara kita yang berbeda agama, karena mereka juga akan merusak tempat atau kegiatan ibadah kita.” Ujar Buya Yahya.