GENMUSLIM.id - Islam sangat melarang adanya kekerasan dalam rumah tangga, selalu mengajarkan rahmah dan mawaddah atau kasih sayang.
Namun, ada sebuah kisah dimana Nabi Ayub berjanji kepada Allah akan memukul istrinya.
Tindakan kekerasan, seperti memukul, menendang, menampar yang dilakukan oleh pasangan suami istri dalam pandangan Islam tentu tidak bisa dibenarkan.
Para suami kerap mendasari tindakan itu pada Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 34 yang artinya "Istri-istri yang kalian khawatirkan melakukan pembangkangan (tidak memenuhi hak suami), maka nasehatilah mereka, diamkan mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Bila mereka menaati kalian, maka jangan kalian cari jalan untuk merugikan mereka."
Ayat tersebut menegaskan tahapan tindakan yang dilakukan suami jika istri tidak memenuhi haknya.
Tindakan ini dilakukan guna mengarahkan atau mendidik istri agar kembali mematuhi atau memenuhi haknya.
Artinya pemukulan tersebut bertujuan untuk li tahdzib atau mendidik pasangan agar bertakwa, bukan untuk li tadzrib (kekerasan).
Pemukulan tersebut pun harus ada aturannya, adapun caranya dengan tiga tindakan secara berurutan, yaitu (1) menasihatinya secara baik; (2) bila tidak berhasil maka didiamkan dan tidak diajak tidur bersama; dan (3) langkah terakhir dengan memukulnya.
Selain itu tempat untuk melakukannya dilakukan dalam wilayah yang tidak menyakitkan. Sseperti pada pantat atau bagian lain yang sekiranya tidak membahayakan.
Nah, tahukah kalian ada sebuah kisah dimana Nabi Ayub pernah memukul istri tercintanya? Bagaimana kisahnya?
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube @zamanislam05, Sabtu, 28 September 2024, sumpah Nabi Ayub akan mencambuk istrinya 100 kali saat ia menderita sakit selama bertahun-tahun.
Tiga istrinya meninggalkannya, hanya Rahmah istrinya yang setia menemaninya. Ketika itu pasangannya menjual rambutnya yang panjang untuk membeli makanan.