Dalam ayat ini, Buya Hamka berkata bahwa ungkapan tersebut bermakna ucapan yang tepat yang timbul dari hati yang bersih, sebab ucapan adalah gambaran dari apa yang ada di dalam hati.
Apa bekas yang positif bagi anak ketika prinsip berkomunikasi ini diterapkan oleh orang tua? Anak akan terbiasa berpikir benar karena orang tua dalam berkomunikasi membimbing akal anak untuk memiliki metode berpikir rasional.
Jika perkataan yang benar itu adalah tentang kalamullah, maka kalam Rasul SAW dan kalamnya para ulama dalam menyampaikan pesan-pesan dan merepon realitas kehidupan saat berkomunikasi, maka anak akan memiliki pondasi-pondasi yang kokoh dalam qaidah berpikir, yaitu pondasi aqidah Islam.
Proses berkomunikasi seperti ini juga akan melatih anak memiliki cara pandang Islam dalam menyelesaikan berbagai problem dirinya dan problem umat dan problem kehidupan.
Untuk bisa konsisten dalam mengimplementasikan prinsip berkomunikasi qaulan sadida orang tua harus memiliki kesadaran ruhiyyah saat berbicara, senantiasa didorong keimanan, menjaga aqidahnya tetap lurus dan bersih penuh keikhlasan.
Ungkapan-ungkapannya senantiasa realitas yang sebenarnya tanpa kedustaan dan memberikan kebenaran Alquran, hadist dan kalam-kalam ulama yang mu’tabar.
Dengan prinsip berkomunikasi seperti ini. Orang tua juga dapat membangun dan menghidupkan akal anak dengan menerapkan metode talaqqiyan fikriyyan.
Dengan demikian pesan yang disampaikan dapat diyakini kemudian memotivasi dirinya untuk mengamalkan perbuatan dengan penuh tanggung jawab. ***