Kemudian dapat juga memposting Selfi di depan Ka'bah tersebut dengan tujuan yang baik.
Namun, mengenai apakah ibadah harus di posting atau diberitakan, yang jelas tidak ada aturan tentang itu.
Ibadah itu sendiri adalah urusan pribadi dan sangat tergantung pada hati seseorang.
Oleh karena itu, tidak disarankan untuk menilai orang lain dari luarnya saja dan menyebutnya riak atau tidak ikhlas.
Buya Yahya juga memberikan contoh kebaikan yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti kebaikan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kebaikan yang dilakukan secara terang-terangan, kebaikan yang dilakukan di siang hari, dan kebaikan yang dilakukan di malam hari.
Yang terpenting adalah menjaga hati agar tidak terjerumus ke dalam hawa nafsu dan mengikuti setan.
Dalam menjalankan amal dan ibadah, Buya Yahya menyarankan untuk menjaga keikhlasan dan menghindari riya.
Baca Juga: Menghebohkan! Seorang ODGJ Diduga Melakukan Tindak Kekerasan Di Pinggir Jalan Garut Jawa Barat
Salah satu cara menghindari riya adalah dengan melakukan kebaikan secara sembunyi-sembunyi atau dengan cara yang berbeda yang tidak terkesan riya.
Sedekah, misalnya, menjadi paling baik jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Melaksanakan haji dan umroh secara diam-diam tanpa mengabarkan orang lain, namun ada dalil di surah ad Dhuha ayat 11 terkait menyebarkan nikmat yang Allah berikan.
Namun kembali lagi, jika itu menimbulkan rasa riya' dan bangga, lebih baik tidak dilakukan.
Buya Yahya mengingatkan kita untuk menjaga amal ibadah yang sudah dibagi di media sosial agar tetap ikhlas dan disetiap kesempatan, berselawatlah kepada Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi waalihi wasahbihi Wasallam. ***