GENMUSLIM.id - Sebagai umat Islam, kita meyakini akan janji Allah subhanahu wa ta'ala, yang tersurat di dalam Al-Qur'an.
Salah satu janji Allah adalah masuk surga bagi siapa saja yang beriman kepada-Nya.
Rasulullah juga pernah menyampaikan, dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari nomor 6737.
"Setiap umatku masuk surga selain yang enggan,"
Ketika ditanya tentang siapa yang enggan masuk surga, beliau menjelaskan,
"Siapa yang taat padaku ia masuk surga dan siapa yang membangkang padaku berarti ia enggan,"
Artinya setiap umat Islam, yang taat dalam menjalankan syariat agamanya, akan masuk surga.
Namun, dalam pembahasan lebih rinci, ternyata seseorang tidak boleh meyakini bahwa dirinya atau orang lain masuk surga.
Meskipun sudah beragama Islam, dan taat pada agamanya, dalam Aqidah Islam hal tersebut dilarang.
Baca Juga: Was-was dan Khawatir dengan Masa Depan? Anak Muda Sering Merasakannya, Begini Jawaban Buya Yahya
Seorang muslim tidak boleh bersaksi atas muslim lainnya, bahwa dia pasti masuk surga atau neraka.
Imam Ahmad, salah satu Imam dari keempat Imam Mazhab, menjelaskan di dalam kitabnya "Ushul Sunnah" pada poin ke 39.
"Kita tidak bersaksi dengan surga atau neraka bagi siapa pun dari ahlul kiblat (muslim) dikarenakan amal perbuatannya,"
Berarti, amal perbuatan sebesar apapun, tidak boleh dijadikan patokan dalam memastikan orang masuk surga atau neraka.
Baca Juga: Pemula Wajib Baca! Inilah 5 Langkah Memulai Kerja Remote dari Della Miranti, Yuk simak di sini!
Hak untuk memastikan hanyalah bagi Allah subhanahu wa ta'ala, kita selaku sesama manusia hanya bisa mengharapkan kebaikan pada diri sendiri dan orang lain.
Imam Ahmad melanjutkan di poin yang sama, bahwa kita hanya bisa memohon dan berdoa kepada Allah agar dimasukkan ke dalam surga dan dijauhi dari neraka.
"Kita mengharap kebaikan bagi orang shalih dan mengkhawatirkan kejelekkan baginya. Kita juga mengkhawatirkan kejelekan akan menimpa orang yang berbuat buruk lagi berdosa, dan mengharapkan rahmat Allah baginya". ***