Magnet Hidup: Law of Attraction dalam Perspektif Islam, Ini Hal yang Harus Muslim Perhatikan!

 

Artikel ini akan menjelaskan keterkaitan antara Law of Attraction dan ajaran Islam, dengan menjabarkan konsepnya serta mengeksplorasi perspektif Al Quran terkait.

 

Law of Attraction, atau Hukum Tarik, adalah konsep bahwa pikiran dan perasaan kita memengaruhi realitas yang kita alami.

 

 

 Konsep ini memiliki akar dalam keyakinan bahwa energi positif menarik energi positif.

 

Dalam Islam, Law of Attraction dapat ditemukan dalam tawakkal (bertawakal) dan doa.

 

Keyakinan kuat dan positif yang disertai usaha yang sungguh-sungguh diyakini dapat membentuk kehidupan yang lebih baik.

 

Ketika kita memahami Law of Attraction, kita dapat menyadari bagaimana Al Quran secara implisit mendukung konsep ini.

 

Dalam Surah Al-Baqarah (2:286), Allah mengajarkan bahwa beban seseorang tidak melebihi batas kemampuannya.

 

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tawakkal adalah bentuk tindakan percaya kepada Allah.

 

Keyakinan ini tercermin dalam banyak ayat Al Quran, termasuk Surah Al-Imran (3:159).

 

 

Doa, sebagai salah satu bentuk ibadah, memiliki daya tarik tersendiri. Allah berfirman dalam Surah Ghafir (40:60), "Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.'"

 

Dalam Law of Attraction, doa bukan hanya permintaan, tetapi juga manifestasi keyakinan.

 

Ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa doa bukan hanya mengubah keadaan, tetapi juga mengubah diri sendiri.

 

 

Law of Attraction juga mendapat dukungan dari Surah Ar-Ra'd (13:11), "Sesungguhnya, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

 

Al Quran menekankan pentingnya pikiran positif dalam mencapai tujuan, sesuai dengan konsep Law of Attraction.

 

Surah Al-Fussilat (41:30) menyatakan, "Sesungguhnya orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka istiqamah, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ((pula) mereka bersedih hati."***