GENMUSLIM.id - Dalam Al-Qur'an terdapat salah satu surah yang banyak memberikan nasehat serta petuah terutama tentang ilmu parenting atau cara mendidik anak, yaitu surah Luqman.
Penamaan surah Luqman sendiri, karena di dalamnya mengandung wasiat dan nasihat parenting dari Luqman Al Hakim yang disampaikan kepada anaknya.
Luqman Al Hakim melakukan parenting dengan menasehati anak-anaknya agar menjalankan perintah dari Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Nasehat-nasehat Luqman Al Hakim yang dimuat dan diabadikan dalam Al-Qur'an ini seputar larangan untuk menjauhi perbuatan menyekutukan Allah atau perbuatan syirik, perintah untuk memperlakukan orang tua dengan baik, dan perintah untuk mensyukuri nikmat serta karunia yang telah diberikan.
Surah Luqman merupakan surah ke-31 dalam urutan Al-Qur'an dan tergolong surah Makiyah atau surah yang turun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Dalam surah ini, dikisahkan ada seorang alim pada masa itu, Luqman dalam surah ini adalah seorang tokoh yang diperselisihkan identitasnya.
Orang Arab mengenal dua tokoh bernama Luqman:
Pertama, Luqman ibn A'd, tokoh ini diagungkan karena wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan, dan kepandaiannya, beliau kerap dijadikan sebagai pemisalan dan perumpamaan.
Kedua, Luqman Al Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya, tokoh kedua inilah yang dimaksud dalam surah Luqman.
Dalam surah Luqman, tepatnya ayat 12-19, Allah menggambarkan dialog antara Luqman Al Hakim dengan putranya.
Berikut ini, simak konsep parenting melalui nasihat Luqman Al Hakim dalam surah Luqman:
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
• وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِ نَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِ نَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
"Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. Luqman 31:12)
Di ayat 12, Allah memerintahkan untuk bersyukur, perwujudan syukur kepada Allah dapat dilakukan dengan menjalankan perintah-Nya, baik dalam bentuk ibadah salat maupun ibadah umum, seperti menjaga kesehatan.
Syukur dapat pula diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang telah berjasa, baik dalam bentuk morel maupun materiel.
• Berikutnya, di ayat 13 Allah berfirman:
وَاِ ذْ قَا لَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِا للّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman 31:13)
Dalam ayat 13 diceritakan bahwa Luqman Al Hakim menasihati anaknya, dan hal pertama yang dipesankan kepada anaknya adalah senantiasa menyembah Allah semata serta jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun.
Lalu Luqman Al Hakim memperingatkan anaknya, bahwa sesungguhnya perbuatan syirik atau mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Baca Juga: Kenali Attachment Parenting, Yuk! Punya Manfaat yang Penting Buat Tumbuh Kembang si Kecil, Lho
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
• وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. Luqman 31:14)
Usai nasehat untuk menyembah Allah kemudian nasihat untuk berbuat baik kepada orang tua.
Ibu telah mengandung dalam keadaan lemah bertambah-tambah dan kemudian menyapihnya selama dua tahun yaitu mendidik dan menyusuinya.
Maka dari itu Allah memerintahkan untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada orang tua.
Terkait berbakti kepada kedua orang tua, banyak hadis telah meriwayatkan salah satunya sabda Rasulullah berikut:
"Dari Abu Hurairah dia berkata. "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah sambil berkata, 'wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?' Beliau menjawab, 'ibumu.' Dia bertanya lagi, 'kemudian siapa?' Beliau menjawab,'ibumu.' Dia bertanya lagi, 'kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'ibumu .' Dia bertanya lagi, 'kemudian siapa?' Beliau menjawab, 'kemudian ayahmu'." (H.R. Bukhari)
Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa Rasulullah sangat memuliakan seorang ibu.
Bahkan jasanya berlipat tiga dibanding ayah, hal tersebut merupakan penekanan dari Allah dan Rasulullah tentang pentingnya berterima kasih kepada orang tua, terutama ibu.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ نْ جَاهَدٰكَ عَلٰۤى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَا حِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖ وَّا تَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَا بَ اِلَيَّ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُ نَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Luqman 31: 15)
Masih sama seperti poin di ayat 14, Allah memerintahkan untuk berbuat baik serta berbakti kepada orang tua namun di ayat 15 ini ketika orang tua menyuruh melakukan hal yang menyimpang dari ajaran Allah.
Allah memerintahkan untuk jangan menaati tetapi tetap berlaku baik kepada kedua orang tua.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
• يٰبُنَيَّ اِنَّهَاۤ اِنْ تَكُ مِثْقَا لَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَ رْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
"(Luqman berkata), Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui." (QS. Luqman 31:16)
Setiap perbuatan manusia di dunia pasti kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, entah perbuatan baik ataupun buruk semua ada pertanggungjawabannya.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا نْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَا صْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَا بَكَ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُ مُوْرِ ۚ
"Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting."(QS. Luqman 31:17)
Salat merupakan tiang agama dan amalan yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak.
Sehingga Luqman Al Hakim memerintahkan anaknya untuk jangan pernah meninggalkan salat karena salat dapat mencegah perbuatan munkar dan mendekatkan kepada perbuatan yang makruf serta bersabar atas perkara yang tengah dihadapi.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
• وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّا سِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَ رْضِ مَرَحًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ ۚ
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman 31:18)
Nasihat dari ayat 18, Luqman Al Hakim menekankan pada anaknya untuk jangan berlaku sombong serta membanggakan diri.
Karena di atas langit masih ada langit, dan Allah lah Sang Pencipta langit itu, kita hanya mahkluk kecil di hadapan Allah.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا قْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَا غْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَ صْوَا تِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ
"Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman 31:19)
Makna ayat ini adalah janganlah kamu menyombongkan diri dalam gaya berjalanmu.
‘Atha berkata, maknanya adalah berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Serta perhalus dan rendahkanlah suaramu, dan janganlah kamu mengangkatnya tanpa keperluan, sebab mengangkat suara lebih dari kebutuhannya akan mengganggu orang yang mendengarnya.
Poinnya masih sama dengan ayat 18, Luqman Al Hakim memerintahkan anaknya untuk bersikap rendah hati dan tidak sombong atau angkuh, serta jangan terlalu banyak bicara jika tak ada keperluan.
Demikianlah konsep parenting melalui kisah Luqman Al Hakim menasihati anaknya yang tertera dalam surah Luqman.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.